Skip to main content

Kesaksian Seekor Unta Dan Shalawat Seorang Badui



Kesaksian Seekor Unta - Ada seorang badui menuntun unta miliknya hingga sampai di depan Rasulullah saw, sedang para sahabat berada di sekelilingnya.

Dia mengucapkan salam kepada Rasulullah dan beliau menjawabnya seraya bertanya tentang keadaannya.

Saat itu, tiba-tiba muncul seseorang berperawakan tegap dan kekar. Dia berkata,

Ya Rasulullah, badui ini mencuri untaku ini.


Tiba-tiba unta tersebut bersuara meratap cukup lama hingga didiamkan oleh Rasulullah SAW.

Tatkala unta diam, Rasulullah sholallahu alaihi wasallam menghampiri seorang berperawakan tegap dan kekar tersebut seraya bersabda,

Pulanglah. Sesungguhnya unta ini memberikan kesaksian bahwa sesungguhnya tuduhan kamu adalah dusta


Beliau lalu menghampiri badui dan berkata

Apa yang kamu ucapkan ketika kamu datang kepadaku?


Ya Rasulullah, aku mengucapkan shalawat ...,


jawabnya seraya membunyikan teks shalawatnya yang khas.

Lalu Rasulullah bersabda

Sesungguhnya Allah ta'ala telah menampakkan shalawatmu itu kepadaku. Unta itu telah menyatakan akan kedustaan penuduhmu . Dan sesungguhnya para malaikat telah menutupi seluruh kawasan langit


Riwayat lain menyebutkan, badui tadi hendak dipotong tangan karena tuduhan mencuri unta, tiba-tiba si unta berseru ,

Jangan dipotong tangannya!


Ditanyakan kepadanya,

Beritahukan kepadaku dengan amal apa engkau bisa selamat dari tuduhan?


Jawabnya,

Dengan shalawatku kepada nabi saw setiap hari seratus kali


Rasulullah saw bersabda,

Saat kau selamat dari hukuman dunia (potong tangan) dan di akhirat kelak niscaya kamu akan selamat dari siksaan neraka


Kita bisa mendapati kisah ini di ad-Durrul Mandlud karya Ibnu Hajar al Haitami, hal. 185, al-qirthas jilid 2 hal. 197, dan juga di Kisah-kisah Akhlak TErpuji hal. 12.

Konon kisah ini dicertiakan oleh Imam Thabarani dari Zaid bin Tsabit dan dari Abdullah bin umar ra.

Baca Juga: Keutamaan Berbuat Baik


Kisah ini disebutkan oleh ad-Damiri ulama sekaligus peneliti satwa dan pemburu ulang, dalam bukunya, Hayatul Hayawan (ihwal kehidupan fauna/satwa)