Skip to main content

Pentingnya Makanan Halal & Baik



Pentingnya Memperoleh Makanan Secara Halal

Pentingnya Makanan Halal & Baik - Memperoleh makanan secara Halalan Thoyyiban di zaman seperti ini seolah-olah sudah menjadi barang yang langka (kecuali orang-orang yang beriman),

dan bahkan sudah tidak mau perduli lagi dari mana uang/makanan tesebut diperoleh, dengan cara dzolim, dengan cara subhat atau bahkan dengan cara yang haram sekalipun,

bukankah menjaga diri dari keharaman itu sangat penting?

Perintah Allah dalam Al-Quran dan Hadis Rasulullah

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
"Barangsiapa yang tidak peduli darimana ia mendapat harta, maka Allah tidak perduli darimana Dia memasukkannya kedalam Neraka"


Bahkan Islam sendiri menyuruh kita untuk senantiasa memakan dari makanan yang baik serta halal, bukan hanya sekedar yang kenyang, akan tetapi perlu adanya kehalalan didalam makanan tersebut,

marilah kita lihat didalam Al-Quran surat Al-Mukminun ayat 51 :
"Wahai Rasul-rasul, makanlah darimu dari yang baik-baik, dan kerjakanlah amal sholeh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan"


Pada ayat lainnya Allah juga menyebutkan dalam surat Al Baqarah ayat 172-173 yakni :
"Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang kami beirkan kepadamu dan bersyurukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan biantang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang"


Rasulullah SAW juga telah menegaskan sebagaimana sabdanya :
"Mencari rizki halal adalah wajib bagi setiap muslim"


Hubungan antara Kehalalan Makanan dengan Kesehatan Jasmani dan Rohani

Dari ayat diatas sangatlah jelas bahwa Allah memerintahkan untuk senantiasa memakan makanan yang baik dan Halal, bukan halal saja atau baik saja tetapi harus kedua-duanya

Karena makanan yang halal namun tidak baik/tidak memberi konstribusi pada kebutuhan tubuh jasmani kita belumlah cukup,

Wajib Baca Ini: Berjihad Melawan Hawa Nafsu


maka harus dibarengi dengan yang baik penuh gizi, sehingga bisa diserap tubuh supaya mampu dan kuat beraktivitas serta mengerjakan Ibadah.

Kemudian baru Allah memerintahkan mengerjakan amal shaleh, karena bagaimana mungkin kita bisa melaksanakan amal shaleh jika makanan yang kita makan dari sesuatu yang haram.

Jelas hal ini tidaklah mungkin bisa besatu jika makanan yang haram bisa berbuat amal shaleh

Keutamaan Orang-Orang Yang Memakan Makanan Halal

Tingkah laku seseorang yang menyimpang dari jalur Syariat atau seseorang yang senantiasa giat dalam beramal shaleh bisa berpengaruh dari asalnya makanan yang dia peroleh,

dari makanan haramkah atau dari yang halal, sebagaimana disebutkan dalam sebuah kitab Manhaj as-Sawi, karya al-'Alim al 'allamah al-Habib Zein bin Sumaith

yang menerangkan kelebihan/keutamaan bagi orang yang memakan makanan yang Halal, yang diantaranya adalah :
  • Adanya semangat ketaatan dalam beribadah
  • Mustajabnya suatu Doa,
  • dikisahkan suatu ketika sahabat Sa'ad meminta kepada Baginda nabi SAW supaya senantiasa doanya dikabulkan oleh Allah, kemudian Beliau bersabda :
    "Makanlah makanan yang baik (halal) niscaya dikabulkan doamu"
  • Menjadikan keturunan yang baik
  • Senantiasa kita harus menjaga diri kita dari sesuatu yang diharamkan Allah jika kita ingin mempunyai anak yang shaleh/shalehah,

    karena Nuthfah yang tercampur dari barang yang haram jelas tidak akan menghasilkan anak yang baik, bisa jadi anak tersebut akan durhaka kepada orang tuanya.

    Karena bagaimana mungkin akan menghasilkan anak yang shaleh serta sholehah jika asal anak tersebut dari hasil haram?.

    Hal ini juga pernah dibuktikan oleh seseorang yang anaknya akhirnya menjadi seorang Imam besar yang disebabkan antara lain senantiasa ayahnya memakan makanan yang halal
  • Bersinarnya hati serta bijaksana. Didalam hal ini Rasulullah bersabda : 
  • "Barangsiapa yang memakan makanan halal selama 40 hari, Allah akan menerangi hatinya, dan mengalirkan sumber-sumber hikmah dari hatinya melalui lisannya"


  • Menyembuhkan penyakit
  • Memperoleh kesempurnaan, Sayyidina Ali RA berkata :
"Barangsiapa yang menjadikan makanan halal sebagai makanan pokoknya, maka doanya akan dikabulkan, sempurna harga dirinya, menjadi baik jalan kehidupannya, mudah menangis, tinggi ucapannya, tercapai cita-citanya, bahagia akhir hidupnya, suci keturunannya, bercahaya nutfahnya, tampak kearifannya, sedikit marahnya, halus hatinya, dan ringan dosanya, mengembalikan satu dirham yang haram lebih utama disisi Allah daripada empat puluh ribu ibadah haji yang diterima"


Hal ini menunjukkan pentingnya untuk memakan makanan yang halal. Seolah-olah ibadah haji selama empat puluh ribu tahun itu masih lebih utama makanan yang halal daripada ibadah haji tersebut.

Kisah Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq

Dulu memiliki seorang budak yang selalu membawakan gandum untuk beliau, Ketika suatu malam datanglah seorang budak Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq RA tersebut dengan membawakan makanan untuk beliau.

Lalu beliau memakannya tanpa tanya terlebih dahulu, kemudian budak tersebut bertanya kepada beliau :
"Setiap malam engkau selalu menanyakan kepadaku tentang makanan yang aku bawa ini, lalu kenapa engkau malam ini tidak bertanya dulu kepadaku?"


Kemudian beliau menjawabnya :
"aku melakukan ini karena aku kelaparan, memangnya darimana engkau dapatkan makanan ini?"


Budak tersebut lalu menceritakan tentang makanan yang diperolehnya
"Dulu dimasa jahiliyyah aku melewati suatu kaum, lalu aku menjampi-jampinya (mengobati dengan cara mantera) dan mereka menjanjikan aku sesuatu kepadaku, dan hari ini aku melewati mereka dan aku sedang dalam pesta perkawinan, lalu mereka memberiku makanan ini kepadaku"


Dengan rasa yang kaget kemudian Sayyidinia Abu Bakar RA berkata kepada budaknya:
"engkau hampir saja membinasakanku"


Lalu beliau memasukkan tangannya kedalam mulutnya dengan tujuan memuntahkan makanan tersebut. Kemudian budak tersebut mengatakan
"Makanan itu tidak akan keluar kecuali hanya dengan air", maka beliau meminta air satu ember hingga muntah serta keluar makanan tersebut"


Sayyidina Abu Bakar Rodliyallahu 'anhu sangat takut jika ditubuhnya terdapat makanan yang haram, karena beliau senantiasa ingat akan sabda Rasulullah :
"Setiap tubuh yang tumbuh dari barang yang haram, maka api leibh pantas baginya"


Dikatakan pula bahwa setelah melakukan hal tersebut Sayyidina Abu Bakar lalu memohon ampun kepada Allah :
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon ampun kepadaMu dan meminta maaf atas segala apa yang dibawa oleh urat-uratku dan bercampur dengan pencernaanku"


Kemudian hal ini diadukan kepada Rasulullah SAW, maka dalam hal ini beliau bersabda :
"Apakah kalian tidak mengetahui bahwa As-Shiddiq (Abu Bakar) tidak masuk kedalam perutnya, kecuali sesuatu yang baik (halal)".


Mudah-mudahan Allah senantiasa menjaga kita dari makanan Halalan Toyyiban

Oleh : Ust. Ridwan, Alumnus Pesantren Al Hasani, Gresik