Skip to main content

Pentingnya Sanad Keilmuan dalam Islam: Memastikan Keabsahan dan Kesahihan Pengetahuan

sanad keilmuan dalam islam
belajar secara face to face mata rantai keilmuan islam


Sanad Keilmuan Dalam Islam - merujuk pada rantai transmisi ilmu pengetahuan dalam tradisi Islam.

Dalam konteks ini, sanad mengacu pada urutan guru dan murid yang menghubungkan seorang individu

dengan sumber asli pengetahuan, seperti Nabi Muhammad SAW atau para sahabatnya.

Sanad mencakup catatan transmisi yang rinci dari satu generasi ke generasi berikutnya,

dengan menyebutkan nama-nama perantara atau guru yang terlibat.

Definisi dan Makna Sanad Keilmuan

Sanad keilmuan dalam Islam merujuk pada sistem validasi dan autentikasi ilmu pengetahuan

dengan menunjukkan jalur transmisi yang sahih dan terpercaya dari generasi ke generasi.

Dalam hal ini, sanad menjadi bagian integral dari metodologi pengetahuan dalam Islam.

Sanad membantu memverifikasi keabsahan ilmu pengetahuan dan melindungi ajaran agama dari penyimpangan atau interpretasi yang salah.

Sanad mencatat sejarah dan hubungan antara guru dan murid, serta memastikan bahwa pengetahuan diteruskan dengan akurasi dan integritas.

Peran dan Fungsi Sanad dalam Memastikan Keabsahan Ilmu Pengetahuan dalam Islam



Melindungi dari kesalahan interpretasi

Sanad membantu dalam melacak akar ilmu pengetahuan dan memastikan bahwa ajaran-ajaran agama tidak disalahartikan atau diubah sesuai keinginan individu.

Dengan adanya sanad yang sahih, kesalahan interpretasi dapat dihindari, dan pengetahuan dapat dipahami sesuai dengan maksud aslinya.

Memvalidasi otoritas

Sanad memberikan legitimasi kepada seorang individu atau ulama dalam menyampaikan ilmu pengetahuan.

Dengan mempresentasikan sanad yang sahih, seseorang dapat menunjukkan

bahwa pengetahuannya didasarkan pada sumber yang dapat dipercaya dan memiliki otoritas.

Mencegah penyimpangan

Sanad berperan sebagai filter yang membantu mencegah penyebaran ajaran yang salah atau sesat.

Baca Juga: Larangan Vonis Kufur Kepada Muslim


Dengan mengikuti sanad yang benar, individu dapat memastikan bahwa pengetahuan yang mereka peroleh

sesuai dengan ajaran Islam yang autentik dan tidak tercemar oleh pemikiran yang bertentangan dengan prinsip-prinsip agama.

Menjaga kesinambungan

Sanad memainkan peran penting dalam menjaga kontinuitas dan kesinambungan ilmu pengetahuan dalam Islam.

Dengan melacak rantai transmisi dari generasi ke generasi,

sanad memastikan bahwa pengetahuan tidak hilang atau terdistorsi seiring berjalannya waktu.

Secara keseluruhan, sanad keilmuan memiliki peran penting dalam memastikan keabsahan ilmu pengetahuan dalam Islam.

Dengan menunjukkan hubungan yang sahih dan terverifikasi antara individu dengan sumber pengetahuan asli,

sanad membantu menjaga kesinambungan dan integritas pengetahuan Islam.

Menjaga Otentisitas dan Keabsahan Pengetahuan Islam

Sanad keilmuan memainkan peran krusial dalam menjaga otentisitas dan keabsahan pengetahuan dalam Islam.

Dalam konteks pengetahuan agama, sanad berfungsi sebagai alat untuk mengidentifikasi

dan memverifikasi kesahihan ajaran-ajaran yang disampaikan.

Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa sanad penting dalam hal ini:

Penjagaan kesahihan tradisi

Dalam Islam, tradisi keilmuan dan keagamaan disampaikan melalui sanad yang menyambungkan generasi-generasi sejak masa Nabi Muhammad SAW.

Sanad memastikan bahwa pengetahuan tersebut tidak terdistorsi dan tetap otentik.

Dengan sanad yang sahih, seseorang dapat mengidentifikasi sumber ajaran yang bisa dipercaya dan berbasis pada ajaran-ajaran asli.

Memeriksa keandalan narator

Sanad memungkinkan penelusuran keandalan narator atau perantara yang menyampaikan pengetahuan.

Setiap individu yang terlibat dalam sanad memiliki reputasi, pengetahuan, dan integritas yang diuji.

Hal ini membantu dalam memastikan bahwa pengetahuan yang diterima berasal dari sumber yang dapat dipercaya dan memiliki otoritas.

Menyaring interpretasi yang salah

Sanad berperan dalam menghindari interpretasi yang salah terhadap ajaran agama.

Dengan mengacu pada sanad yang sahih, kita dapat memahami konteks sebenarnya

di balik ajaran-ajaran agama dan menghindari penafsiran yang keliru atau terdistorsi.

Memastikan konsistensi

Sanad membantu memastikan konsistensi pengetahuan dalam Islam. Dengan menjaga sanad yang tepat, kita dapat memastikan

bahwa pengetahuan yang diajarkan sesuai dengan prinsip-prinsip inti Islam dan tidak menyimpang ke arah yang bertentangan.

Mencegah Penyebaran Informasi Yang Salah Dan Pengaruh Ekstremisme

Sanad keilmuan juga berperan penting dalam mencegah penyebaran informasi yang salah dan pengaruh ekstremisme.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa sanad memiliki peran ini:

Verifikasi kebenaran

Sanad membantu memverifikasi kebenaran pengetahuan sebelum disebarkan secara luas.

Dengan mengecek sanad yang sahih, kita dapat memastikan bahwa informasi yang diterima

sesuai dengan ajaran Islam yang benar dan tidak termasuk pemahaman yang keliru atau ekstrem.

Penapisan informasi

Dalam era digital yang penuh dengan informasi yang mudah tersebar,

sanad memainkan peran penting dalam menapis dan menyaring pengetahuan yang dibagikan.

Dengan memastikan bahwa sumber informasi memiliki sanad yang sahih,

kita dapat menghindari penyebaran informasi yang salah, keliru, atau berpotensi merugikan.

Penghalang terhadap ekstremisme

Sanad membantu dalam menghadapi pengaruh ekstremisme dengan menawarkan referensi ilmiah yang sahih dan otoritatif.

Dengan memverifikasi sanad, kita dapat memastikan bahwa pengetahuan yang diperoleh tidak berasal dari

sumber-sumber yang mempromosikan ekstremisme atau ajaran yang merusak kesatuan dan kedamaian dalam masyarakat Muslim.

Secara keseluruhan, sanad keilmuan memiliki peran penting dalam menjaga otentisitas dan keabsahan pengetahuan dalam Islam.

Dengan menggunakan sanad sebagai alat untuk memverifikasi pengetahuan dan mengecek sumber informasi,

kita dapat mencegah penyebaran informasi yang salah dan membatasi pengaruh ekstremisme dalam masyarakat Muslim.

Bagaimana Kedudukan Ilmu Dalam Islam?

Dalam Islam, ilmu memiliki kedudukan yang sangat penting dan dihargai tinggi.

Islam mendorong umatnya untuk mencari ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang,

baik yang berhubungan dengan agama maupun yang bersifat umum.

Berikut adalah beberapa aspek penting mengenai kedudukan ilmu dalam Islam

Perintah Ilmu

Islam mendorong umatnya untuk mencari ilmu pengetahuan secara aktif. Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman,
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (Al-Alaq: 1-5).


Ayat ini menunjukkan pentingnya membaca, belajar, dan mencari pengetahuan.

Penekanan pada Ilmu Agama

Islam menghargai dan memberikan penekanan khusus pada ilmu agama.

Ilmu agama termasuk mempelajari Al-Quran, hadis, tafsir, fiqh (hukum Islam), aqidah (keyakinan), sejarah Islam,

dan disiplin ilmu yang terkait dengan pemahaman dan praktik agama.

Pencarian ilmu agama dianggap sebagai ibadah yang mulia.

Hubungan Ilmu dan Iman

Dalam Islam, terdapat hubungan erat antara ilmu dan iman.

Mencari ilmu adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mengembangkan pemahaman yang benar tentang agama.

Semakin seseorang mempelajari ilmu pengetahuan, semakin mereka akan memperkuat iman dan kecintaan mereka kepada Allah.

Mendorong Pemikiran Kritis

Islam mendorong pemikiran kritis dan penelitian yang mendalam.

Umat Muslim diajak untuk bertanya, memahami, dan mencari kebenaran.

Islam menolak taklid buta tanpa pemahaman yang mendalam dan menghargai usaha dalam mencapai pengetahuan yang benar.

Penekanan pada Ilmu Duniawi

Selain ilmu agama, Islam juga memberikan penekanan pada ilmu pengetahuan duniawi.

Muslim diajak untuk belajar dan menguasai berbagai bidang

seperti ilmu pengetahuan alam, matematika, kedokteran, astronomi, filsafat, sastra, dan sebagainya.

Pencarian ilmu pengetahuan duniawi dianggap sebagai ibadah yang bermanfaat bagi umat manusia

dan mencerminkan kehendak Allah dalam menciptakan alam semesta ini.

Dalam Islam, ilmu dianggap sebagai jalan untuk mendapatkan keberkahan dan kesuksesan di dunia dan akhirat.

Islam mengajarkan bahwa mencari ilmu adalah tugas setiap muslim, baik pria maupun wanita, sepanjang hayat.

Kedudukan ilmu dalam Islam menunjukkan betapa pentingnya pendidikan dan pengetahuan untuk pengembangan diri dan kemajuan umat manusia secara keseluruhan

Urgensitas Sanad Keilmuan

Artikel Oleh : Ust. Irwan Sani, S.E. MPdI



Kemuliaan Umat Islam Dengan Konsep Sanad

Allah Subhanahu Wata'ala memuliakan umat Islam dengan beberapa keistimewaan yang besar yang tidak diberi kepada umat manusia selain mereka.

Di antara keistimewaan umat Islam akhir zaman ini adalah, Allah s.w.t. memberi jaminan untuk menjaga mereka (Umat Islam)

Allah memelihara umat Islam daripada kesesatan dengan memelihara institusi ulama'

mereka yang terlibat dalam menjaga sumber ajaran Islam dan pemahaman-pemahamannya yang sahih.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Allah menjaga ajaran islam dari sudut sumbernya,

cara memahami sumber secara sahih dan pemahaman sahih terhadap sumber-sumber tersebut melalui para ulama'

yang disebut dalam Al-Qur'an sebagai Ahl Az-Zikr yang perlu dirujuk oleh orang-orang awam daripada "berkumpul" dalam kesesatan

Keistimewaan ini bertolak daripada suatu keistimewaan asas lain yaitu konsep "Isnad" atau sandaran dalam bidang ilmu-ilmu agama.

Sesuai dengan maksud hadits nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam-yang menyebutkan bahwa :
"Para ulama' adalah pewaris para Nabi ..",


maka sudah tentulah ilmu Nabawi itu diterima oleh para ulama' secara "pewarisan".

Dalam konsep "pewarisan" dalam tradisi pembelajaran ilmu agama inilah adanya konsep atau dikenal dengan tradisi "sanad" atau sandaran

Urgensitas Dalam Memilih Guru

Dr. Yusuf Abdul Rahman berkata dalam muqoddimah tahqiq kitab Al-Majma' Al-Mua'assis yang dikarang oleh Imam Ibnu Hajar, sebagai berikut :
"Adapun di antara sudut terpenting dalam kitab ini adalah berkenaan dengan Manhaj Islami dalam ilmu-ilmu yang mengikut manhaj As-Salaf As-Sholeh, yang tampak dalam bentuk talaqqi ilmu-ilmu dari para ulama', membaca kitab-kitab di hadapan mereka, mendapatkan ilmu daripada mereka dan mengembara kepada merkea untuk tujuan tersebut, untuk mendapatkan ketinggian sanad, kejernihan ilmu, kesejahteraan daripada salah, kesesatan dan hawa".


"Hendaklah bagi penuntut ilmu memilih seorang guru yang bisa membacakan kitab kepadanya,

yang mana guru tersebut dinilai berdasarkan dia pernah membaca ilmu tersebut

daripda guru-gurunya dengan syarat yang muktabar di sisi para ulama'.

Begitu juga, para gurunya membaca ilmu tersebut daripada guru-guru mereka.

Begitulah seterusnya, bersambung sanad tersebut sampai kepada sumber cahaya dan ilmu dan petunjuk kemanusiaan yaitu Rasulullah SAW
"Inilah cara sebenarnya dalam menuntut ilmu. Karena, ilmu itu dengan belajar dan tidak diambil melainkan dengan bertalaqqi daripada mulut para ulama' dengan menghadiri majlis-majlis ilmu, bersahabat dengan para ulama' dan sebagainya". [Muqoddimah Tahqiq bagi Al-Majma'A-Mu'assis 10]\


Sanad Keilmuan Merupakan Ruh Agama

Maka sanad atau isnad merupakan bagian terpenting dalam agama Islam.

Kemurnian ajaran agama Islam dapat terjaga melalui sanad keilmuan dari seorang guru ke guru,

dan munculnya faham-faham menyimpang yang dapat menyesatkan umat Islam sangat kecil kemungkinannya untuk tidak terdeteksi.

Dan sanad atau isnad inilah yang tidak dimiliki selain Ahlus sunnah waljama'ah

Abdullah bin Mubarak, salah satu murid Imam Malik berkata :
"Isnad/sanad merupakan bagian dari agama, dan apabila tidak ada sanad maka orang akan seenaknya mengatakan apa yang ingin ia katakan"


Sufyan Ats-Tsauri berkata :
"Sanad/ isnad adalah senjata orang mukmin, jika ia tidak memiliki senjata maka dengan apa ia berperang?"


Akibat Tidak Mempertahankan Sanad

Munculnya banyak paham-paham menyimpang dan sesat, kebanyakan ditimbulkan karena tidak memperhatikannya masalah sanad ini.

Sehingga kadang kita ketahui, ada seseorang yang belajar dari sebuah buku terjemahan saja atau mungkin dari sebuah situs di internet yang tidak jelas,

Kemudian orang tersebut memahaminya dengan pemikirannya yang tidak sesuai dengan maksud sebenarnya.

Maka pemahamannya tersebut telah menyesatkan dirinya dan bahkan orang lain

Generasi muslim periode awal merupakan generasi yang sangat memperhatikan masalah periwayatan.

Perhatian mereka dalam masalah ini begitu besar baik periwayatan al-Quran dan metode bacaannya,

periwayatan hadits, fiqih, nahwu maupun berbagai disiplin ilmu lainnya. Hal ini tampak jelas dalam kitab karangan mereka

Semakin dangkal ilmu seseorang, maka tentunya ia semakin mudah berfatwa dan menghukumi,

semakin ahli dan tingginya ilmu seseorang, maka semakin ia berhati-hati dalam berfatwa dan tidak ceroboh dalam menghukumi

Dari dangkalnya keilmuan tersebut, hasilnya nampak dalam keseharian banyak orang yang mengandalkan egonya

hingga terasa berat baginya untuk mencucapkan salam, apalagi menyebarkan senyum yang ramah padahal merupakan akhlak Islam,

jadi pendidikan sangatlah besar pengaruhnya di hati seseorang, seorang anak akan mengikuti perilaku orang tuanya dan gurunya,

bila pendidikannya salah kelak di kemudian hari ia akan menjadi peribadi yang buruk

Suatu kali al-Imam al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad mendengar cerita tentang sebagian orang yang bersikap lancang dalam majelis, beliau berkata :
"Ini lantaran ia tidak mendapat pendidikan yang benar, kalau ia tidak mendapat pendidikan yang benar mana mungkin ia bisa mendidik anaknya?"


Tradisi Sanad

Tradisi "Sanad" ini adalah suatu intipati utama dalam sistem pembelajaran ilmu agama sejak generasi awal Islam.

Yaitu, setiap guru yang mengajar ilmu agama kepada murid-muridnya mempunyai latar belakang keilmuan yang jelas

terutamanya silsilah guru-gurunya yang mengajarnya ilmu agama tersebut.

Begitu juga, guru-gurunya (kepada guru tersebut) juga mempunyai latar belakang keilmuan yang jelas

yaitu mempunyai guru-guru yang mengajar mereka ilmu agama kepada mereka. Para guru kepada gruu-guru tersebut juga begitu

Begitulah bersambung silsilah "berguru" itu sampai kepada para sahabat

yang mana para sahabat mengambil ilmu agama daripada Rasulullah SAW.

Inilah gambaran umum konsep "Sanad" dalam tradisi pembelajaran ilmu agama.

Mereka yang mempelajari ilmu-ilmu agama melalui sistem dan tradisi yang asal ini tidak terpisah daripada konsep "Sanad" ini.

dan tidak terpisah daripada tradisi pembelajaran ilmu agama secara asal yang diambil daripada generasi salaf.

Cuma, setelah muncul sistem pembelajaran dengan metode Barat, ilmu-ilmu agama diajarkan dalam bentuk

dan acuan Barat di institusi-institusi pengajian yang tidak mempunyai sanad keilmuan dalam bidang agama secara jelas.

Maksudnya, para guru (atau pensyarah) yang mengajar ilmu-ilmu agama dalam institusi-institusi tersebut

tidak mempunyai latar belakang keilmuan yang jelas daripada para ulama' dan tidak mempunyai sanad keilmuan

Maka mereka yang mengajar ilmu-ilmu agama dalam institusi-institusi tersebut tidak mempunyai sanad keilmuan

akhirnya menyebabkan murid-murid yang belajar ilmu-ilmu agama di institusi tersebut juga tidak mempunyai sanad keilmuan

Dr. Yusuf bin Abdul Rahman berkata dalam Muqoddimah Tahqiq bagi Al-Mu'jam Al-Mu'assis:
"Tatkala ilmu diambil daripada pemegang buku (syahadah) bukan daripada pemegang ijazah-ijazah (sanad keilmuan dan ijazah tadris;mengaji), maka rendahlah derajatnya, terpelesetlah penuntunnya daripada kualitas sebenarnya dan terpeleset daripada jalan (tradisi) sebenarnya maka kembalilah kepada halaqah ilmu dan para 'ulama' yang memiliki ijazah (sanad) sebelum kita mencari mereka lalu sudah tidak menemui mereka lagi (para ulama' yang memegang sanad ilmu dan ijazah tadris). Kembalilah kepada membaca kitab-kitab di hadapan para ulama' yang mempunyai sanad yang bersambung agar kita menjadi pemikul ilmu yang berkualiti, lalu menyampaikannya kepada generasi setelah kita. Kalau tidak, maka terputuslah sanad-sanad, sedangkan kita sudah mensia-siakan ilmu-ilmu kita, dan dengan demikian (terputusnya sanad ilmu) kita (para penuntut ilmu yang menjadi ulama') bertanggung jawab di hadapan Allah" [:9-10]


Warisan Nabawiyyah

Ilmu-ilmu agama ini adalah ilmu warisan Nabawi yang mempunyai manhajnya yang asli dan tersendiri.

Sistem inilah sebenarnya yang terus menjaga ilmu-ilmu agama dari sudut Riwayah dan Dirayah hingga hari ini.

Untunglah bagi para penuntut ilmu yang mengambil ilmu-ilmu agama daripada tradisi pembelajaran yang sebenarnya ini,

dan rugilah mereka yang terpisah daripada tradisi ini sehingga bila ditanyakan kepada mereka

tentang sanad keilmuan, maka mereka akan terpinga-pinga tanpa mengetahuinya

Para ulama' yang masih mempertahankan dan mengembangkan tradisi ini masih ada dan masih mempunyai majlis ilmu yang meluas di seluruh dunia.

Mereka ini biarpun terlindung oleh sistem pembelajaran versi modern,

namun para penuntut ilmu yang menyadari nilai sebenarnya yang mereka wariskan terus berguru dengan para ulama' ini

Ini karena, manhaj As-Salaf yang sebenarnya dikembangkan melalui tradisi talqqi bersanad ini,

bukan hanya pada slogan dan dakwaan sebagaimana dilakukan oleh sebagian pihak.

Besar harapan, semoga kita tergolong orang-orang yang sangat memperhatikan sanad keilmuan ini,

hingga ilmu dan amal kita bisa lebih dipertanggungjawabkan di hadapan Allah, Aaamiin

Wallahu 'Alam Bish Shawab