Skip to main content

Beberapa Peristiwa Penting Di Bulan Sya'ban

Sekarang kita telah memasuki bulan Sya'ban yang di dalamnya terjadi beberapa peristiwa penting yang perlu diperhatikan

Perpindahan Arah Qiblat: Mengarah ke Ka'bah dari Baitul Maqdis

Peristiwa penting yang terjadi dalam bulan Sya'ban adalah perpindahan arah qiblat.

Baitul Maqdis tidak lagi menjadi kiblat bagi umat Muslim, melainkan Ka'bah di Makkah.

Perpindahan ini sangat diinginkan oleh Rasulullah SAW, yang bahkan beliau sering memandang ke arah langit menantikan wahyu yang memerintahkan hal ini.

Dalam Al Baqarah ayat 144, Allah berfirman bahwa mereka yang memandang ke langit akan diarahkan ke kiblat yang mereka sukai, yaitu Masjidil Haram.

Ini berlaku di mana pun mereka berada, di mana mereka diminta untuk menghadap ke arah itu.

"Sungguh kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kau sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidl Haram. Dan dimana saja kamu berada, Palingkanlah mukamu ke arahnya"




Amal Perbuatan yang Diangkat dalam Bulan Sya'ban

Di bulan Sya'ban pula amal perbuatan dalam setahun diangkat.

Memang terdapat hadits yang menjelaskan bahwa setiap Senin dan Kamis amal perbuatan diangkat. Namun ini adalah laporan amal mingguan.

Terdapat juga hadits yang menjelaskan setiap hari amal perbuatan diangkat. Dan di bulan Sya'ban inilah amal perbuatan selama setahun dialporkan

Tujuan Manusia di Dunia: Mengabdi kepada Allah

Dilaporkannya amal ini bukan berarti Allah tidak tahu amal perbuatan manusia.

Tapi ini adalah tnada kekeuasaan Allah dan kemuliaan buat manusia karena amal mereka diperlihatkan di hadapan para malaikat.

Dilaporkannya amal perbuatan manusia adalah untuk mengingatkan mereka bahwa tujuan Allah menciptakan mereka di dunia adalah untuk mengabdi kepada-Nya.

Sebagaimana difirmankan dalam al quran
"Tidak Kami ciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka mengabdi kepada-Ku"


Puasa Rasulullah di Bulan Sya'ban

Karena bulan Sya'ban adalah bulan dimana amal perbuatan dilaporkan kepada Allah maka Rasulullah ingin pada saat amal beliau dilaporkan kepada-Nya, beliau dalam keadaan berpuasa

sebagaimana hadits yang bersumber dari Usamah bin Zaid RA yang menyatakan,

"Saya bertanya, "Ya Rasulullah saya tidak melihat engkau berpuasa di bulan Sya'ban? Beliau menjawab, "Sya'ban adalah bulan yang dilupakan manusia. Sya'ban terletak antara Rajab dan Ramadlan. sya'ban adalah bulan di mana amal perbuatan di laporkan kepada Allah Sang Penguasa alam semesta dan saya ingin saat amalku dilaporkan aku dalam kondisi puasa. (HR Imam Nasai)


Bulan Bershalawat kepada Rasulullah

Sya'ban juga disebut sebagai bulan bershalawat kepada Rasulullah SAW.

Karena di bulan ini ayat yang memerintahkan untuk menyampaikan shalawat dan salam kepada beliau diturunkan.

Ayat tersebut adalah ayat 56 surat Al Ahzab yang arinya,

"Sesungguhnya allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. hai orang-orang yang beriman bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya"


Bulan Sya'ban: Bulan Khusus untuk Rasulullah

Bershalawat artinya:

Kalaau dari Allah berarti memberi rahmat,

dari Malaikat berarti memintakan ampunan

dan kalau dari orang-orang mukmin berarti berdoa supaya diberi rahmat

seperti dengan perkataan : Allahumma shalli ala Muhammad.

Sedang menyampaikan salam adalah seperti mengucapkan Assalamu'alaika ayyuhan Nabi

yang artinya : semoga keselamatan tercurah kepadamu Hai Nabi.

Menurut Abuya Sayyid Muhammad Al Maliki dalam Madza fi Sya'ban

penyandaran bulan sya'ban kepada beliau dalam sebuah hadits riwayat Ad Dailami dan yang lain dari Anas bin malik yang artinya,

"Rajab adalah bulannya Allah, Sya'ban adalah bulanku dan Ramadhan adalah bulannya ummatku,"


Kemungkinan karena pada bulan Sya'ban tersebut ayat yang tentang perintah menyampaikan shalawat dan salam kepada beliau tersebut diturunkan.

Balasan atas Bershalawat kepada Rasulullah

Menyangkut shalawat ini, Syaikh 'Izzuddin ibn 'Abdissalam menyatakan bahwa menyampaikan shalawat kepada beliau bukan berarti kita memberi syafa'at (pertolongan) kepada beliau.

Karena manusia semisal kita tidak bisa memberi syafa'at kepada figur sebesar beliau.

Tetapi Allah menyuruh kita untuk membalas jasa kepada orang yang telah memberi nikmat dan kebaikan kepada kita.

Jika kita tidak mampu membalas jasanya maka kita berdo'a kepada Allah agar membalas jasa beliau atas nama kita.

Tatkala kita tidak mungkin mampu membalas jasa beliau yang nota bene junjungan generasi awal dan akhir,

maka Allah menyuruh kita untuk mencintai dan menyampaikan shalawat kepada beliau

agar shalawat kita kepada beliau adalah sebagai bentuk balas jasa terhadap kebaikan dan karunia bleiau kepada kita, sebab tidak ada kebaikan melebihi kebaikan beliau kepada kita

Dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim beliau bersabda yang artinya,

"Siapapun yang menyamapaikan satu shalawat kepadaku maka Allah akan membalasnya dengan sepuluh shalawat"


Menurut Al Qadhi 'Iyad maksud hadits ini adalah bahwa Allah akan memberi rahmat dan melipatkan pahalanya hingga sepuluh kali lipat sebagaimana disebutkan dalam surat Al An'am : 160 yang artinya,

"Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan Barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)"


Wallahu A'lam Bisshawab .... Oleh : Habib Miqdad Baharun