Skip to main content

Kisah Pencuri dan Hawariyyun Nabi Isa

nabi

Taubat Sang Pencuri dan Posisi Hati yang Terbuka

Kisah Pencuri dan Hawariyyun Nabi Isa - Saat nabi Isa 'alaihissalam dan salah seorang pengikut setianya (hawariy) lewat bertemu dengan seorang pencopet di bentengnya,

Pencerahan dan Refleksi Sang Pencuri

maka tatkala sang pencuri tersebut melihat keduanya, allah menggerakkan hatinya untuk bertaubat.

Ia berkata kepada dirinya sendiri,

Keduanya adalah nabi Isa bin Maryam dan si fulan salah seorang hawariynya. Engkau sendiri adalah siapa, wahai orang celaka?.

Engkau adalah pencuri dari bani Israil, pembegal di jalanan, perampok harta benda dan penumpah darah korbannya


Keputusan Bertaubat di Hadapan Nabi Isa 'alaihissalam

Selanjutnya ia turun dari benteng bertemu dengan nabi Isa dan hawariynya seraya bertaubat dan menyesali perbuatan negatif yang pernah dilakukannya.

Tatkala telah bertemu keduanya, ia berkata kepada dirinya sendiri,

Apakah engkau ingin berjalan bersama keduanya? Engkau tidak pantas melakukannya.

Berjalanlah di belakang mereka berdua sebagaimana layaknya seorang pendosa seperti dirimu!


Penilaian Sang Hawariy terhadap Pencuri

Saat menoleh kepada sang pencuri ternyata sang hawariy nabi Isa tersebut mengenalinya dan dalam hati ia berkata,

Lihatlah manusia kotor yang celaka ini dan posisi berjalannya yang berada di belakang kami


Allah melihat isi hati keduanya : taubat dalam hati sang pencuri dan pelecehan yang dilakukan sang hawariy nabi Isa terhadap pencuri dan penilaian bahwa ia lebih mulia darinya.

Baca Juga: Fitnah Dan Cahaya Hati


Pandangan Allah terhadap Kedua Hati yang Berbeda

Akhirnya Allah memberi wahyu kepada nabi Isa,

Suruhlah sang hawariy dan sang pencuri untuk mengawali kembali amal perbuatan mereka berdua.

Untuk sang pencuri, Aku ampuni segala dosa masa lampaunya karena telah menyesal.

Sedang untuk sang hawariy aku hanguskan seluruh amal perbuatannya akibat perasaan bangga terhadap dirinya sendiri dan pelecehannya kepada sang pencuri yang bertaubat


Sumber : Al Mukhtar min Kalamil Akhyar karya Abuya Sayyid Muhammad 'Alawi Al Maliki hlm. 119