Skip to main content

Bacaan Sholat Idul Fitri: Begini Tata Cara Niat, Doa hingga Takbir yang Benar

panduan shalat idul fitri
Mengetahui bacaan dan tata cara sholat Idul Fitri adalah suatu kewajiban bagi umat Islam.

Saat ini, bulan Ramadan sudah hampir berakhir dan kita akan segera memasuki hari kemenangan.

Tidak ada kata terlambat bagi siapa saja yang ingin mempelajari bacaan

dan tata cara sholat Idul Fitri mulai dari niat hingga salam

agar dapat melaksanakan ibadah dengan sempurna.

Shalat Idul Fitri dilakukan mulai dari matahari terbit hingga masuk waktu dhuhur.

Disunnahkan untuk dilakukan dengan sedikit keterlambatan.

Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi mereka yang belum membayar zakat fitrah.

Shalat Idul Fitri memiliki hukum sunnah muakkadah atau sangat dianjurkan.

Secara umum, syarat dan rukun shalat Idul Fitri tidak berbeda dengan shalat fardhu lima waktu,

termasuk hal-hal yang dapat membatalkan shalat.

Namun, terdapat beberapa aktivitas teknis yang agak berbeda dari shalat pada umumnya.

Aktivitas teknis tersebut berstatus sunnah.

Shalat Idul Fitri dilakukan dengan dua rakaat secara berjamaah dan diikuti dengan khutbah.

Namun, jika seseorang terlambat datang atau mengalami halangan lain,

shalat tersebut masih dapat dilakukan secara sendiri-sendiri (munfarid) di rumah daripada tidak dilakukan sama sekali.

Apa Itu Bilal?

Dalam pelaksanaan Salat Idul Fitri, terdapat dua istilah yang dikenal yaitu khatib dan bilal (muraqqi).

Khatib adalah orang yang bertugas menyampaikan khutbah.

Sedangkan bilal adalah orang yang bertugas membaca takbir, selawat, dan doa pada saat Salat Idul Fitri.

Oleh karena itu, bagi orang yang bertugas sebagai bilal pada Salat Jumat, penting untuk mengetahui bacaan yang harus dilafalkan.

Bacaan dan Seruan Bilal Sebelum Sholat Idul Fitri

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إلٰهَ إلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
Bacaan Latin: Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar, Laaila ha illallohu wallohu akbar Allahu akbar walillahilhamdu
“Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar. Tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah dan Allah Mahabesar. Allah Mahabesar dan segala puji hanya bagi Allah.”
Dalam shalat Idul Fitri, tidak dianjurkan bagi bilal atau muazin untuk mengumandangkan lafal azan dan iqamah.

Namun, bilal atau muazin disarankan untuk memanggil dengan lantang "as-shalāta(u) jāmi‘ah".
الصَّلَاةَ جَامِعَةً
Bacaan Latin: As-shalāta(u) jāmi‘ah.
“(Marilah) shalat Idul Fitri berjamaah.”
Bilal dianjurkan untuk menyeru dengan lantang "as-shalāta(u) jāmi‘ah" pada shalat Idul Fitri,

namun bilal dapat menambahkan beberapa kata pada lafal seruan tersebut.

Seruan bilal pada shalat Id dapat berbeda-beda di masing-masing masjid dan mushalla.

Salah satu contoh seruan bilal pada shalat Idul Fitri adalah sebagai berikut:
الصَّلَاةَ... الصَّلَاةَ... الصَّلَاةَ سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ جَامِعَةً رَحِمَكُمُ اللهُ
الصَّلَاةَ... الصَّلَاةَ... الصَّلَاةَ سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ جَامِعَةً رَحِمَكُمُ اللهُ
الصَّلَاةَ... الصَّلَاةَ... الصَّلَاةَ سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
Bacaan Latin:
As-shalāh… As-shalāh… As-shalāta(u) sunnatan li ‘īdil fithri jāmi‘ah rahimakumullāh.

As-shalāh… As-shalāh… As-shalāta(u) sunnatan li ‘īdil fithri jāmi‘ah rahimakumullāh.

As-shalāh… As-shalāh… As-shalāta(u) sunnatan li ‘īdil fithri lā ilāha illallāh.
“(Marilah kita) shalat… (Marilah kita) shalat… (Marilah kita) shalat sunnah Idul Fitri berjamaah. Semoga allah menurunkan rahmat-Nya kepadamu semua.

(Marilah kita) shalat… (Marilah kita) shalat… (Marilah kita) shalat sunnah Idul Fitri berjamaah. Semoga allah menurunkan rahmat-Nya kepadamu semua

(Marilah kita) shalat… (Marilah kita) shalat… (Marilah kita) shalat sunnah Idul Fitri berjamaah. Tiada tuhan selain Allah.”


Tata Cara Shoalt Idul Fitri Mulai Niat Hingga Salam

Berikut adalah tata cara melaksanakan shalat Idul Fitri secara tertib.

Bacaan Niat Sholat Idul Fitri Arab dan Artinya

niat dalam Shalat adalah wajib dan harus dilakukan dengan maksud yang sadar dan sengaja dalam batin.

Pelafalan niat sendiri adalah sunnah. Hal ini juga sesuai dengan pandangan mayoritas ulama

bahwa yang wajib dalam niat adalah adanya maksud dalam hati dan tidak harus dilafalkan dengan kata-kata tertentu

  1. Bacaan Niat Sendiri Dirumah
  2. أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَــالَى
    Bacaan Latin:“ushallî sunnatan li ‘îdil fithri rak'ataini lillahi ta'ala”
    (Ucapkan dalam hati saja) “Aku berniat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat karena Allah ta’ala.”


  3. Bacaan Niat Berjama'ah Sebagai Makmum
  4. أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلّٰهِ تَعَــالَى
    Bacaan Latin: “ushallî sunnatan li ‘îdil fithri rak'ataini ma'mûman lillahi ta'ala”
    (Ucapkan dalam hati saja) “Aku berniat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat menjadi makmum karena Allah ta’ala.”


  5. Bacaan Niat Berjama'ah Sebagai Imam
  6. أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا لِلّٰهِ تَعَــالَى
    Bacaan Latin: “ushallî sunnatan li ‘îdil fithri rak'ataini imâman lillahi ta'ala”
    (Ucapkan dalam hati saja) “Aku berniat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat menjadi imam karena Allah ta’ala.”


Takbiratul Ihram

Takbiratul Ihram adalah takbir pertama yang dilakukan pada saat memulai Salat atau Shalat.

Takbiratul Ihram menandakan dimulainya ibadah Shalat, dan juga mengindikasikan bahwa

kita telah memasuki suasana khusyuk dan fokus untuk beribadah kepada Allah.

Takbiratul Ihram dilakukan dengan mengangkat kedua tangan ke samping telinga sejajar dengan bahu,

kemudian mengucapkan kalimat
اَللهُ أَكْبَرُ
Allah maha besar


Membaca Doa Iftitah

Doa Iftitah adalah doa pembuka yang dibaca pada awal Shalat atau Salat sebelum membaca Al-Fatihah.

Doa ini dapat dibaca dalam Shalat fardhu maupun Shalat sunnah.

Berikut ini adalah teks bacaan doa iftitah:
اللهُ اَكْبَرُ كَبِرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَشِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا . اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْااَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ . اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ . لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَ لِكَ اُمِرْتُ وَاَنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ .
Latin: “Allaahu akbaru Kabiraa Walhamdulillaahi Katsiiraa, Wa Subhaanallaahi Bukratan Wa’ashiilaa, Innii Wajjahtu Wajhiya Lilladzii Fatharas Samaawaati Wal Ardha Haniifan Musliman Wamaa Anaa Minal Musyrikiin. Inna Shalaatii Wa Nusukii Wa Mahyaaya Wa Mamaatii Lillaahi Rabbil ‘Aalamiina. Laa Syariikalahu Wa Bidzaalika Umirtu Wa Ana Minal Muslimiin.”
“Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan atau dalam keadaan tunduk, dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan-Nya.


Melakukan Takbir 7X Pada Raka'at Pertama

Berikut adalah bacaan takbir 7x dalam Shalat Idul Fitri yang dibaca diantara setiap takbir:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Subhanallahi Walhamdulillahi wala ilaha illallahu wallahu akbar
“Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.”


Membaca Surat Al-Fatihah

Surat Al-Fatihah harus dibaca dalam setiap rakaat Shalat, baik itu Shalat fardhu maupun Shalat sunnah.

Membaca Surat Al-Fatihah merupakan salah satu rukun Shalat.

Berikut ini adalah teks bacaan Surat Al-Fatihah dalam bahasa Arab beserta artinya:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ, الرَّحْمَـنِ الرَّحِيْمِ, مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ, إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ, اِهْدِنَا الصِّرَاطَ المُستَقِيْمَ, صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيهِمْ, غَيْرِ المَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّيْنَ. آمِيْنَ
Bacaan Latin: Bismillaahir-rahmaanir-rahiim, Al-hamdu lillaahi rabbil-‘aalamiin, Ar-rahmaanir-rahiim, Maaliki yaumid-diin, Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin, Ihdinash-shiraatal-mustaqiim, Shiraatal-ladziina an’amta ‘alaihim, Ghairil-maghdhuubi ‘alaihimwa ladh-dhaalliin. Aamiin
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pengasih, Maha Penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."


Raka'at Pertama Disunnahkan Membaca Surat Qaf atau Al-A'la

Dalam shalat idul fitri, pada raka'at pertama disunnahkan untuk membaca Surat Qaf atau Surat Al-A'la setelah membaca Surat Al-Fatihah.

Namun, jika seseorang tidak hafal salah satu atau kedua surat tersebut,

maka boleh membaca salah satu surat dalam al-quran atau yang dia hafal sebagai penggantinya.

  1. Surat Qaf dan Artinya
  2. قۤ ۗوَالْقُرْاٰنِ الْمَجِيْدِ ۖ ١
    1. Qāf. Demi Al-Qur’an yang mulia.
    بَلْ عَجِبُوْٓا اَنْ جَاۤءَهُمْ مُّنْذِرٌ مِّنْهُمْ فَقَالَ الْكٰفِرُوْنَ هٰذَا شَيْءٌ عَجِيْبٌ ۚ ٢
    2. (Mereka menolaknya,) bahkan mereka heran karena telah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari (kalangan) mereka sendiri. Berkatalah orang-orang kafir, “Ini adalah sesuatu yang sangat mengherankan.
    ءَاِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا ۚ ذٰلِكَ رَجْعٌۢ بَعِيْدٌ ٣
    3. Apakah setelah kami mati dan sudah menjadi tanah (akan dikembalikan)? Itu adalah pengembalian yang sangat jauh.”
    قَدْ عَلِمْنَا مَا تَنْقُصُ الْاَرْضُ مِنْهُمْ ۚوَعِنْدَنَا كِتٰبٌ حَفِيْظٌ ٤
    4. Sungguh, Kami telah mengetahui apa yang dimakan bumi dari (tubuh) mereka karena pada Kami ada kitab (catatan) yang terpelihara baik.
    بَلْ كَذَّبُوْا بِالْحَقِّ لَمَّا جَاۤءَهُمْ فَهُمْ فِيْٓ اَمْرٍ مَّرِيْجٍ ٥
    5. Bahkan, mereka mendustakan kebenaran ketika datang kepadanya. Maka, mereka berada dalam keadaan kacau balau.
    اَفَلَمْ يَنْظُرُوْٓا اِلَى السَّمَاۤءِ فَوْقَهُمْ كَيْفَ بَنَيْنٰهَا وَزَيَّنّٰهَا وَمَا لَهَا مِنْ فُرُوْجٍ ٦
    6. Apakah mereka tidak memperhatikan langit yang ada di atas mereka, bagaimana cara Kami membangunnya dan menghiasinya tanpa ada retak-retak padanya sedikit pun?
    وَالْاَرْضَ مَدَدْنٰهَا وَاَلْقَيْنَا فِيْهَا رَوَاسِيَ وَاَنْۢبَتْنَا فِيْهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍۙ ٧
    7. (Demikian pula) bumi yang Kami hamparkan serta Kami pancangkan di atasnya gunung-gunung yang kukuh dan Kami tumbuhkan di atasnya berbagai jenis (tetumbuhan) yang indah
    تَبْصِرَةً وَّذِكْرٰى لِكُلِّ عَبْدٍ مُّنِيْبٍ ٨
    8. untuk menjadi pelajaran dan pengingat bagi setiap hamba yang kembali (tunduk kepada Allah).
    وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً مُّبٰرَكًا فَاَنْۢبَتْنَا بِهٖ جَنّٰتٍ وَّحَبَّ الْحَصِيْدِۙ ٩
    9. Kami turunkan dari langit air yang diberkahi, lalu Kami tumbuhkan dengannya kebun-kebun dan biji-bijian yang dapat dipanen.
    وَالنَّخْلَ بٰسِقٰتٍ لَّهَا طَلْعٌ نَّضِيْدٌۙ ١٠
    10. Begitu pula pohon-pohon kurma yang tinggi yang mayangnya bersusun-susun
    رِّزْقًا لِّلْعِبَادِۙ وَاَحْيَيْنَا بِهٖ بَلْدَةً مَّيْتًاۗ كَذٰلِكَ الْخُرُوْجُ ١١
    11. sebagai rezeki bagi hamba-hamba (Kami). Kami hidupkan pula dengan (air) itu negeri yang mati (tandus). Seperti itulah terjadinya kebangkitan (dari kubur).
    كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوْحٍ وَّاَصْحٰبُ الرَّسِّ وَثَمُوْدُ ١٢
    12. Sebelum mereka, kaum Nuh, penduduk Rass, dan (kaum) Samud telah mendustakan (rasul-rasul).
    وَعَادٌ وَّفِرْعَوْنُ وَاِخْوَانُ لُوْطٍۙ ١٣
    13. (Demikian juga kaum) ‘Ad, Fir‘aun, kaum Lut,
    وَّاَصْحٰبُ الْاَيْكَةِ وَقَوْمُ تُبَّعٍۗ كُلٌّ كَذَّبَ الرُّسُلَ فَحَقَّ وَعِيْدِ ١٤
    14. penduduk Aikah, dan kaum Tubba‘. Semuanya telah mendustakan rasul-rasul, maka berlakulah ancaman-Ku (atas mereka).
    اَفَعَيِيْنَا بِالْخَلْقِ الْاَوَّلِۗ بَلْ هُمْ فِيْ لَبْسٍ مِّنْ خَلْقٍ جَدِيْدٍ ࣖ ١٥
    15. Apakah Kami letih dengan penciptaan yang pertama? (Sama sekali tidak,) bahkan mereka dalam keadaan ragu tentang penciptaan yang baru.
    وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهٖ نَفْسُهٗ ۖوَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيْدِ ١٦
    16. Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh dirinya. Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.
    اِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيٰنِ عَنِ الْيَمِيْنِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيْدٌ ١٧
    17. (Ingatlah) ketika dua malaikat mencatat (perbuatannya). Yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri.
    مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ ١٨
    18. Tidak ada suatu kata pun yang terucap, melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).
    وَجَاۤءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ۗذٰلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيْدُ ١٩
    19. (Seketika itu) datanglah sakratulmaut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang dahulu hendak engkau hindari.
    وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِۗ ذٰلِكَ يَوْمُ الْوَعِيْدِ ٢٠
    20. Ditiuplah sangkakala. Itulah hari yang diancamkan.
    وَجَاۤءَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَّعَهَا سَاۤىِٕقٌ وَّشَهِيْدٌ ٢١
    21. Lalu, setiap orang akan datang bersama (malaikat) penggiring dan saksi.
    لَقَدْ كُنْتَ فِيْ غَفْلَةٍ مِّنْ هٰذَا فَكَشَفْنَا عَنْكَ غِطَاۤءَكَ فَبَصَرُكَ الْيَوْمَ حَدِيْدٌ ٢٢
    22. Sungguh, kamu dahulu benar-benar lalai tentang (peristiwa) ini, maka Kami singkapkan penutup matamu, sehingga penglihatanmu pada hari ini sangat tajam.
    وَقَالَ قَرِيْنُهٗ هٰذَا مَا لَدَيَّ عَتِيْدٌۗ ٢٣
    23. (Malaikat) yang menyertainya berkata, “Inilah (catatan perbuatan) yang ada padaku.”
    اَلْقِيَا فِيْ جَهَنَّمَ كُلَّ كَفَّارٍ عَنِيْدٍ ٢٤
    24. (Allah berfirman,) “Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam (neraka) Jahanam semua orang yang sangat ingkar, keras kepala,
    مَنَّاعٍ لِّلْخَيْرِ مُعْتَدٍ مُّرِيْبٍۙ ٢٥
    25. sangat enggan melakukan kebajikan, melampaui batas, bersikap ragu-ragu,
    ۨالَّذِيْ جَعَلَ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَ فَاَلْقِيٰهُ فِى الْعَذَابِ الشَّدِيْدِ ٢٦
    26. (dan) yang mempersekutukan Allah dengan tuhan lain. Maka, lemparkanlah dia ke dalam azab yang keras.”
    ۞ قَالَ قَرِيْنُهٗ رَبَّنَا مَآ اَطْغَيْتُهٗ وَلٰكِنْ كَانَ فِيْ ضَلٰلٍۢ بَعِيْدٍ ٢٧
    27. (Setan) yang menyertainya berkata (pula), “Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya, tetapi dia sendiri yang berada dalam kesesatan yang jauh.”
    قَالَ لَا تَخْتَصِمُوْا لَدَيَّ وَقَدْ قَدَّمْتُ اِلَيْكُمْ بِالْوَعِيْدِ ٢٨
    28. (Allah) berfirman, “Janganlah bertengkar di hadapan-Ku dan sungguh, dahulu Aku telah memberikan ancaman kepadamu.
    مَا يُبَدَّلُ الْقَوْلُ لَدَيَّ وَمَآ اَنَا۠ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيْدِ ࣖ ٢٩
    29. Keputusan-Ku tidak dapat diubah dan Aku (sama sekali) tidak menzalimi hamba-hamba-Ku.”
    يَوْمَ نَقُوْلُ لِجَهَنَّمَ هَلِ امْتَلَـْٔتِ وَتَقُوْلُ هَلْ مِنْ مَّزِيْدٍ ٣٠
    30. (Ingatlah) pada hari (ketika) Kami bertanya kepada (neraka) Jahanam, “Apakah kamu sudah penuh?” Ia menjawab, “Adakah tambahan lagi?”
    وَاُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِيْنَ غَيْرَ بَعِيْدٍ ٣١
    31. Adapun surga didekatkan kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tidak jauh (dari mereka).
    هٰذَا مَا تُوْعَدُوْنَ لِكُلِّ اَوَّابٍ حَفِيْظٍۚ ٣٢
    32. (Dikatakan kepada mereka,) “Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang bertobat lagi patuh.
    مَنْ خَشِيَ الرَّحْمٰنَ بِالْغَيْبِ وَجَاۤءَ بِقَلْبٍ مُّنِيْبٍۙ ٣٣
    33. (Dialah) orang yang takut kepada Zat Yang Maha Pengasih (sekalipun) dia tidak melihat-Nya dan dia datang (menghadap Allah) dengan hati yang bertobat.
    ۨادْخُلُوْهَا بِسَلٰمٍ ۗذٰلِكَ يَوْمُ الْخُلُوْدِ ٣٤
    34. Masuklah ke (dalam surga) dengan aman dan damai. Itulah hari yang abadi.”
    لَهُمْ مَّا يَشَاۤءُوْنَ فِيْهَا وَلَدَيْنَا مَزِيْدٌ ٣٥
    35. Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki dan pada Kami masih ada lagi tambahan (nikmat).
    وَكَمْ اَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِّنْ قَرْنٍ هُمْ اَشَدُّ مِنْهُمْ بَطْشًا فَنَقَّبُوْا فِى الْبِلَادِۗ هَلْ مِنْ مَّحِيْصٍ ٣٦
    36. Betapa banyak umat sebelumnya (kaum kafir Quraisy) yang telah Kami binasakan! Mereka itu lebih hebat kekuatannya daripada (kaum kafir Quraisy) itu, sehingga mampu menjelajah (dan mengamati) beberapa negeri. Adakah tempat pelarian (bagi mereka dari kebinasaan)?
    اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَذِكْرٰى لِمَنْ كَانَ لَهٗ قَلْبٌ اَوْ اَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيْدٌ ٣٧
    37. Sesungguhnya pada yang demikian itu pasti terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya dan dia menyaksikan.
    وَلَقَدْ خَلَقْنَا السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍۖ وَّمَا مَسَّنَا مِنْ لُّغُوْبٍ ٣٨
    38. Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan langit, bumi, dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa dan Kami tidak merasa letih sedikit pun.
    فَاصْبِرْ عَلٰى مَا يَقُوْلُوْنَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ الْغُرُوْبِ ۚ ٣٩
    39. Maka, bersabarlah engkau (Nabi Muhammad) terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah seraya bertahmid (memuji) Tuhanmu sebelum terbit dan terbenamnya matahari.
    وَمِنَ الَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَاَدْبَارَ السُّجُوْدِ ٤٠
    40. Bertasbihlah pula kepada-Nya pada sebagian malam hari dan setiap selesai salat.
    وَاسْتَمِعْ يَوْمَ يُنَادِ الْمُنَادِ مِنْ مَّكَانٍ قَرِيْبٍ ٤١
    41. Dengarkanlah (seruan) pada hari (ketika malaikat) penyeru memanggil dari tempat yang dekat!
    يَوْمَ يَسْمَعُوْنَ الصَّيْحَةَ بِالْحَقِّ ۗذٰلِكَ يَوْمُ الْخُرُوْجِ ٤٢
    42. Pada hari itulah mereka mendengar suara dahsyat dengan sebenar-benarnya. Itulah hari (ketika manusia) keluar (dari kubur).
    اِنَّا نَحْنُ نُحْيٖ وَنُمِيْتُ وَاِلَيْنَا الْمَصِيْرُۙ ٤٣
    43. Sesungguhnya Kamilah yang menghidupkan dan mematikan dan kepada Kamilah kembalinya (seluruh makhluk).
    يَوْمَ تَشَقَّقُ الْاَرْضُ عَنْهُمْ سِرَاعًا ۗذٰلِكَ حَشْرٌ عَلَيْنَا يَسِيْرٌ ٤٤
    44. Pada hari itu bumi terbelah dengan mengeluarkan mereka, (kemudian mereka) bergegas (menuju Padang Mahsyar). Yang demikian itu adalah pengumpulan yang mudah bagi Kami.
    نَحْنُ اَعْلَمُ بِمَا يَقُوْلُوْنَ وَمَآ اَنْتَ عَلَيْهِمْ بِجَبَّارٍۗ فَذَكِّرْ بِالْقُرْاٰنِ مَنْ يَّخَافُ وَعِيْدِ ࣖ ٤٥
    45. Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan dan engkau (Nabi Muhammad) bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. Maka, berilah peringatan dengan Al-Qur’an kepada siapa pun yang takut pada ancaman-Ku.
    Terjemah Kemenag 2019


  3. Surat Al-A'la dan Artinya
  4. سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْاَعْلَىۙ ١
    1. Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi,
    الَّذِيْ خَلَقَ فَسَوّٰىۖ ٢
    2. yang menciptakan, lalu menyempurnakan (ciptaan-Nya),
    وَالَّذِيْ قَدَّرَ فَهَدٰىۖ ٣
    3. yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk,
    وَالَّذِيْٓ اَخْرَجَ الْمَرْعٰىۖ ٤
    4. dan yang menumbuhkan (rerumputan) padang gembala,
    فَجَعَلَهٗ غُثَاۤءً اَحْوٰىۖ ٥
    5. lalu menjadikannya kering kehitam-hitaman.
    سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنْسٰىٓ ۖ ٦
    6. Kami akan membacakan (Al-Qur’an) kepadamu (Nabi Muhammad) sehingga engkau tidak akan lupa,
    اِلَّا مَا شَاۤءَ اللّٰهُ ۗاِنَّهٗ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفٰىۗ ٧
    7. kecuali jika Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.
    وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرٰىۖ ٨
    8. Kami akan melapangkan bagimu jalan kemudahan (dalam segala urusan).
    فَذَكِّرْ اِنْ نَّفَعَتِ الذِّكْرٰىۗ ٩
    9. Maka, sampaikanlah peringatan jika peringatan itu bermanfaat.
    سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَّخْشٰىۙ ١٠
    10. Orang yang takut (kepada Allah) akan mengambil pelajaran,
    وَيَتَجَنَّبُهَا الْاَشْقَىۙ ١١
    11. sedangkan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya,
    الَّذِيْ يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرٰىۚ ١٢
    12. (yaitu) orang yang akan memasuki api (neraka) yang besar.
    ثُمَّ لَا يَمُوْتُ فِيْهَا وَلَا يَحْيٰىۗ ١٣
    13. Selanjutnya, dia tidak mati dan tidak (pula) hidup di sana.
    قَدْ اَفْلَحَ مَنْ تَزَكّٰىۙ ١٤
    14. Sungguh, beruntung orang yang menyucikan diri (dari kekafiran)
    وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهٖ فَصَلّٰىۗ ١٥
    15. dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia salat.
    بَلْ تُؤْثِرُوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَاۖ ١٦
    16. Adapun kamu (orang-orang kafir) mengutamakan kehidupan dunia,
    وَالْاٰخِرَةُ خَيْرٌ وَّاَبْقٰىۗ ١٧
    17. padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.
    اِنَّ هٰذَا لَفِى الصُّحُفِ الْاُوْلٰىۙ ١٨
    18. Sesungguhnya (penjelasan) ini terdapat dalam suhuf (lembaran-lembaran) yang terdahulu,
    صُحُفِ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى ࣖ ١٩ 19. (yaitu) suhuf (yang diturunkan kepada) Ibrahim dan Musa.
    Terjemah Kemenag 2019


Ruku

Ruku adalah salah satu gerakan dalam shalat yang dilakukan dengan membungkukkan badan dari pinggang ke bawah

sambil mengucapkan takbir, kemudian memegang lutut dengan tangan, dan menjaga posisi tersebut untuk beberapa saat.

kemudian membaca Subhaana rabbiyal-‘adhiimii wa bi hamdih sebanyak 3x
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
Subhaana rabbiyal-‘adhiimii wa bi hamdih (Dibaca 3X)
Maha Suci Tuhan Yang Maha Agung serta memujilah aku kepada-Nya


I’tidal

I'tidal adalah gerakan yang dilakukan setelah ruku dalam shalat, yaitu ketika seseorang kembali ke posisi berdiri.

Gerakan ini juga disebut sebagai "berdiri tegak setelah ruku".
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، رَبَّنَا لَكَ اْلحَمْدُ مِلْءُالسَّمَوَاتِ وَمِلْءُاْلاَرْضِ وَمِلْءُ مَا شِعْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
Sami’allaahu li man hamidah. Rabbanaa lakal-hamdu mil’us-samaawaati wa mill-ul-ardhi wa mil’u maa syita min syai’in ba’du.
Allah mendengar orang yang memuji-Nya. Ya Allah tuhan kami! Bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh barang Kau kehendaki sesudah itu.


Sujud

Sujud dalam shalat adalah gerakan di mana seseorang membungkukkan badan dengan

meletakkan telapak tangan, lutut, dan dahi ke lantai sembari mengucapkan zikir atau doa tertentu.

Sujud adalah salah satu rukun shalat yang harus dilakukan oleh seorang muslim dalam setiap rakaat shalat.
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلاَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Subhaana rabbiyal-a’laa wa bi hamdih (Dibaca 3X)
Maha Suci Tuhan Yang Maha Tinggi serta memujilah aku kepada-Nya.


Duduk di antara dua sujud

Duduk di antara dua sujud dalam shalat adalah gerakan yang dilakukan setelah melakukan sujud pertama

dan sebelum melakukan sujud kedua dalam satu rakaat shalat.

gerakan ini disebut juga sebagai "duduk di antara dua sujud" atau "duduk istirahat".
رَبِّ اغْفِرْلِى وَارْحَمْنِىْ وَاجْبُرْنِىْ وَارْفَعْنِى وَارْزُقْنِىْ وَاهْدِ نِىْ وَعَا فِنِىْ وَاعْفُ عَنِّىْ
Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa ‘aafinii wa’fu ‘annii.
Ya Allah, ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku dan cukupkanlah segala kekuranganku dan angkatlah derajatku dan berilah rezeki kepadaku, dan berilah aku petunjuk da berilah kesehatan kepadaku dan berilah ampunan kepadaku.


Sujud kedua

Sujud kedua dalam shalat adalah gerakan kedua setelah duduk di antara dua sujud dalam satu rakaat shalat.

Gerakan sujud kedua dilakukan setelah selesai melakukan duduk di antara dua sujud dan membaca zikir atau doa yang dianjurkan.
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلاَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Subhaana rabbiyal-a’laa wa bi hamdih (Dibaca 3X)
Maha Suci Tuhan Yang Maha Tinggi serta memujilah aku kepada-Nya.


Berdiri Untuk Melakukan Rakaat Kedua



Melakukan Takbir 5X Pada Raka'at Kedua

Diantara takbir membaca:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Subhanallahi Walhamdulillahi wala ilaha illallahu wallahu akbar
“Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.”


Membaca Surat Al-Fatihah



Raka'at Kedua Disunnahkan Membaca Surat Al-Qamar atau Al-Ghasiyyah

Pada raka'at kedua shalat idul fitri disunnahkan untuk membaca surat al-qamar atau al-ghasiyyah

atau salah satu surat dalam al-quran jika belum hafal surat diatas

  1. Bacaan Surat Al-Qamar dan Artinya
  2. اِقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ ١
    1. Hari Kiamat makin dekat dan bulan terbelah.
    وَاِنْ يَّرَوْا اٰيَةً يُّعْرِضُوْا وَيَقُوْلُوْا سِحْرٌ مُّسْتَمِرٌّ ٢
    2. Jika mereka (kaum musyrik Makkah) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata, “(Ini adalah) sihir yang terus-menerus.”
    وَكَذَّبُوْا وَاتَّبَعُوْٓا اَهْوَاۤءَهُمْ وَكُلُّ اَمْرٍ مُّسْتَقِرٌّ ٣
    3. Mereka mendustakan (Nabi Muhammad) dan mengikuti keinginan mereka, padahal setiap urusan telah ada ketetapannya.
    وَلَقَدْ جَاۤءَهُمْ مِّنَ الْاَنْۢبَاۤءِ مَا فِيْهِ مُزْدَجَرٌۙ ٤
    4. Sungguh, benar-benar telah datang kepada mereka beberapa berita yang di dalamnya terdapat ancaman (terhadap orang-orang kafir).
    حِكْمَةٌ ۢ بَالِغَةٌ فَمَا تُغْنِ النُّذُرُۙ ٥
    5. (Berita-berita itu adalah) hikmah yang sempurna,705) tetapi peringatan-peringatan itu tidak berguna (bagi mereka).
    فَتَوَلَّ عَنْهُمْ ۘ يَوْمَ يَدْعُ الدَّاعِ اِلٰى شَيْءٍ نُّكُرٍۙ ٦ 6. Maka, berpalinglah (Nabi Muhammad) dari mereka. Pada hari (ketika) penyeru (malaikat) mengajak (mereka) pada sesuatu yang tidak menyenangkan (hari Pembalasan),
    خُشَّعًا اَبْصَارُهُمْ يَخْرُجُوْنَ مِنَ الْاَجْدَاثِ كَاَنَّهُمْ جَرَادٌ مُّنْتَشِرٌۙ ٧
    7. pandangan mereka tertunduk. Mereka keluar (berhamburan) dari kubur seperti belalang yang beterbangan.
    مُّهْطِعِيْنَ اِلَى الدَّاعِۗ يَقُوْلُ الْكٰفِرُوْنَ هٰذَا يَوْمٌ عَسِرٌ ٨
    8. Mereka bersegera datang kepada penyeru itu. Orang-orang kafir berkata, “Ini adalah hari yang sulit.”
    ۞ كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوْحٍ فَكَذَّبُوْا عَبْدَنَا وَقَالُوْا مَجْنُوْنٌ وَّازْدُجِرَ ٩
    9. Sebelum mereka, kaum Nuh juga telah mendustakan (rasul). Mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan, “(Dia) orang gila!” Dia pun dibentak (dengan cacian dan lainnya).
    فَدَعَا رَبَّهٗٓ اَنِّيْ مَغْلُوْبٌ فَانْتَصِرْ ١٠
    10. Dia (Nuh) lalu mengadu kepada Tuhannya, “Sesungguhnya aku telah dikalahkan, maka tolonglah (aku).”
    فَفَتَحْنَآ اَبْوَابَ السَّمَاۤءِ بِمَاۤءٍ مُّنْهَمِرٍۖ ١١
    11. Lalu, Kami membukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah.
    وَّفَجَّرْنَا الْاَرْضَ عُيُوْنًا فَالْتَقَى الْمَاۤءُ عَلٰٓى اَمْرٍ قَدْ قُدِرَ ۚ ١٢
    12. Kami pun menjadikan bumi menyemburkan banyak mata air. Maka, berkumpullah semua air itu sehingga (meluap dan menimbulkan) bencana yang telah ditetapkan.
    وَحَمَلْنٰهُ عَلٰى ذَاتِ اَلْوَاحٍ وَّدُسُرٍۙ ١٣
    13. Kami mengangkut dia (Nuh) ke atas (kapal) yang terbuat dari papan dan pasak
    تَجْرِيْ بِاَعْيُنِنَاۚ جَزَاۤءً لِّمَنْ كَانَ كُفِرَ ١٤
    14. yang berlayar dengan pengawasan Kami sebagai balasan (kebaikan) bagi orang yang telah diingkari (kaumnya).
    وَلَقَدْ تَّرَكْنٰهَآ اٰيَةً فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ ١٥
    15. Sungguh, Kami benar-benar telah menjadikan (kapal) itu sebagai tanda (pelajaran). Maka, adakah orang yang mau mengambil pelajaran?
    فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِيْ وَنُذُرِ ١٦
    16. Betapa dahsyatnya azab dan peringatan-Ku!
    وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْاٰنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ ١٧
    17. Sungguh, Kami benar-benar telah memudahkan Al-Qur’an sebagai pelajaran. Maka, adakah orang yang mau mengambil pelajaran?
    كَذَّبَتْ عَادٌ فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِيْ وَنُذُرِ ١٨
    18. (Kaum) ‘Ad pun telah mendustakan (rasul mereka). Maka, betapa dahsyatnya azab dan peringatan-Ku!
    اِنَّآ اَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيْحًا صَرْصَرًا فِيْ يَوْمِ نَحْسٍ مُّسْتَمِرٍّۙ ١٩
    19. Sesungguhnya Kami telah mengembuskan angin yang sangat kencang kepada mereka pada hari nahas yang terus-menerus,
    تَنْزِعُ النَّاسَۙ كَاَنَّهُمْ اَعْجَازُ نَخْلٍ مُّنْقَعِرٍ ٢٠
    20. yang membuat manusia bergelimpangan, seakan-akan mereka itu pohon-pohon kurma yang tumbang dengan akar-akarnya.
    فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِيْ وَنُذُرِ ٢١
    21. Maka, betapa dahsyatnya azab dan peringatan-Ku!
    وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْاٰنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ ࣖ ٢٢
    22. Sungguh, Kami benar-benar telah memudahkan Al-Qur’an sebagai pelajaran. Maka, adakah orang yang mau mengambil pelajaran?
    كَذَّبَتْ ثَمُوْدُ بِالنُّذُرِ ٢٣
    23. (Kaum) Samud pun telah mendustakan peringatan-peringatan.
    فَقَالُوْٓا اَبَشَرًا مِّنَّا وَاحِدًا نَّتَّبِعُهٗٓ ۙاِنَّآ اِذًا لَّفِيْ ضَلٰلٍ وَّسُعُرٍ ٢٤
    24. Mereka berkata, “Bagaimana kita akan mengikuti seorang manusia (biasa) di antara kita? Sesungguhnya kalau begitu kita benar-benar telah sesat dan gila.
    ءَاُلْقِيَ الذِّكْرُ عَلَيْهِ مِنْۢ بَيْنِنَا بَلْ هُوَ كَذَّابٌ اَشِرٌ ٢٥
    25. Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita? Pastilah dia (Saleh) seorang yang sangat pendusta lagi sombong.”
    سَيَعْلَمُوْنَ غَدًا مَّنِ الْكَذَّابُ الْاَشِرُ ٢٦
    26. Kelak mereka akan mengetahui siapa yang sebenarnya sangat pendusta lagi sombong itu.
    اِنَّا مُرْسِلُوا النَّاقَةِ فِتْنَةً لَّهُمْ فَارْتَقِبْهُمْ وَاصْطَبِرْۖ ٢٧
    27. Sesungguhnya Kami akan mengirimkan unta betina sebagai ujian bagi mereka, maka tunggulah mereka dan bersabarlah (wahai Saleh).
    وَنَبِّئْهُمْ اَنَّ الْمَاۤءَ قِسْمَةٌ ۢ بَيْنَهُمْۚ كُلُّ شِرْبٍ مُّحْتَضَرٌ ٢٨
    28. Beri tahulah mereka bahwa air itu dibagi di antara mereka (dengan unta betina itu). Setiap pihak berhak mendapat giliran minum.
    فَنَادَوْا صَاحِبَهُمْ فَتَعَاطٰى فَعَقَرَ ٢٩
    29. Mereka memanggil kawannya, lalu dia menangkap (unta itu) dan menyembelihnya.
    فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِيْ وَنُذُرِ ٣٠
    30. Betapa dahsyatnya azab dan peringatan-Ku!
    اِنَّآ اَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَكَانُوْا كَهَشِيْمِ الْمُحْتَظِرِ ٣١
    31. Kami mengirimkan atas mereka suara menggelegar satu kali. Maka, jadilah mereka seperti batang-batang kering yang lapuk milik pembuat kandang ternak.
    وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْاٰنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ ٣٢
    32. Sungguh, Kami benar-benar telah memudahkan Al-Qur’an sebagai pelajaran. Adakah orang yang mau mengambil pelajaran?
    كَذَّبَتْ قَوْمُ لُوْطٍ ۢبِالنُّذُرِ ٣٣
    33. Kaum Lut pun telah mendustakan peringatan-peringatan.
    اِنَّآ اَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ حَاصِبًا اِلَّآ اٰلَ لُوْطٍ ۗنَجَّيْنٰهُمْ بِسَحَرٍۙ ٣٤
    34. Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka badai batu, kecuali pengikut Lut. Kami menyelamatkan mereka sebelum fajar menyingsing
    نِّعْمَةً مِّنْ عِنْدِنَاۗ كَذٰلِكَ نَجْزِيْ مَنْ شَكَرَ ٣٥
    35. sebagai nikmat dari Kami. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
    وَلَقَدْ اَنْذَرَهُمْ بَطْشَتَنَا فَتَمَارَوْا بِالنُّذُرِ ٣٦
    36. Sungguh, dia (Lut) benar-benar telah memperingatkan mereka akan hukuman Kami, tetapi mereka membantah peringatan itu.
    وَلَقَدْ رَاوَدُوْهُ عَنْ ضَيْفِهٖ فَطَمَسْنَآ اَعْيُنَهُمْ فَذُوْقُوْا عَذَابِيْ وَنُذُرِ ٣٧
    37. Sungguh, mereka benar-benar telah membujuknya berkali-kali (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka). Lalu, Kami butakan mata mereka. Maka, rasakanlah azab-Ku dan peringatan-peringatan-Ku!
    وَلَقَدْ صَبَّحَهُمْ بُكْرَةً عَذَابٌ مُّسْتَقِرٌّۚ ٣٨
    38. Sungguh, pada esok harinya mereka benar-benar ditimpa azab yang terus-menerus.
    فَذُوْقُوْا عَذَابِيْ وَنُذُرِ ٣٩
    39. Maka, rasakanlah azab-Ku dan peringatan-peringatan-Ku!
    وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْاٰنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ ࣖ ٤٠
    40. Sungguh, Kami benar-benar telah memudahkan Al-Qur’an sebagai pelajaran. Maka, adakah orang yang mau mengambil pelajaran?
    وَلَقَدْ جَاۤءَ اٰلَ فِرْعَوْنَ النُّذُرُۚ ٤١
    41. Sungguh, berbagai peringatan benar-benar telah datang kepada pengikut Fir‘aun.
    كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا كُلِّهَا فَاَخَذْنٰهُمْ اَخْذَ عَزِيْزٍ مُّقْتَدِرٍ ٤٢
    42. Mereka mendustakan semua tanda-tanda (kebesaran) Kami. Maka, Kami mengazab mereka dengan azab (Tuhan) Yang Mahaperkasa lagi Mahakuasa.
    اَكُفَّارُكُمْ خَيْرٌ مِّنْ اُولٰۤىِٕكُمْ اَمْ لَكُمْ بَرَاۤءَةٌ فِى الزُّبُرِۚ ٤٣
    43. Apakah orang-orang kafir di lingkunganmu (kaum Quraisy) lebih baik daripada mereka (kaum terdahulu) ataukah kamu telah mempunyai (jaminan) kebebasan (dari azab) dalam kitab-kitab terdahulu?
    اَمْ يَقُوْلُوْنَ نَحْنُ جَمِيْعٌ مُّنْتَصِرٌ ٤٤
    44. Bahkan, apakah mereka mengatakan, “Kami adalah golongan yang pasti menang.”
    سَيُهْزَمُ الْجَمْعُ وَيُوَلُّوْنَ الدُّبُرَ ٤٥
    45. Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka berbalik ke belakang (mundur).
    بَلِ السَّاعَةُ مَوْعِدُهُمْ وَالسَّاعَةُ اَدْهٰى وَاَمَرُّ ٤٦
    46. Bahkan hari Kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka. Hari Kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit.
    اِنَّ الْمُجْرِمِيْنَ فِيْ ضَلٰلٍ وَّسُعُرٍۘ ٤٧
    47. Sesungguhnya para pendurhaka berada dalam kesesatan dan akan berada dalam (neraka) Sa‘ir (yang menyala-nyala).
    يَوْمَ يُسْحَبُوْنَ فِى النَّارِ عَلٰى وُجُوْهِهِمْۗ ذُوْقُوْا مَسَّ سَقَرَ ٤٨
    48. Pada hari (ketika) mereka diseret ke neraka dengan wajah (tertelungkup), (dikatakan kepada mereka,) “Rasakanlah sentuhan (api neraka) Saqar.”
    اِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنٰهُ بِقَدَرٍ ٤٩
    49. Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu sesuai dengan ukuran.
    وَمَآ اَمْرُنَآ اِلَّا وَاحِدَةٌ كَلَمْحٍ ۢبِالْبَصَرِ ٥٠
    50. Perintah Kami (ketika menghendaki sesuatu) hanyalah (dengan perkataan) sekali saja seperti kejapan mata.
    وَلَقَدْ اَهْلَكْنَآ اَشْيَاعَكُمْ فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ ٥١
    51. Sungguh, Kami benar-benar telah membinasakan orang yang (kekafirannya) serupa dengan kamu. Maka, adakah orang yang mau mengambil pelajaran?
    وَكُلُّ شَيْءٍ فَعَلُوْهُ فِى الزُّبُرِ ٥٢
    52. Segala sesuatu yang telah mereka perbuat (tertulis) dalam buku-buku catatan (amal).
    وَكُلُّ صَغِيْرٍ وَّكَبِيْرٍ مُّسْتَطَرٌ ٥٣
    53. Segala (amalan) yang kecil atau yang besar (semuanya) tertulis (di Lauh Mahfuz).
    اِنَّ الْمُتَّقِيْنَ فِيْ جَنّٰتٍ وَّنَهَرٍۙ ٥٤
    54. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di taman-taman dan sungai
    فِيْ مَقْعَدِ صِدْقٍ عِنْدَ مَلِيْكٍ مُّقْتَدِرٍ ࣖ ٥٥
    55. di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Mahakuasa.
    Terjemah Kemenag 2019


  3. Bacaan Surat Al-Ghasiyyah dan Artinya
  4. هَلْ اَتٰىكَ حَدِيْثُ الْغَاشِيَةِۗ ١
    1. Sudahkah sampai kepadamu berita tentang al-Gāsyiyah (hari Kiamat yang menutupi kesadaran manusia dengan kedahsyatannya)?
    وُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ خَاشِعَةٌ ۙ ٢
    2. Pada hari itu banyak wajah yang tertunduk hina
    عَامِلَةٌ نَّاصِبَةٌ ۙ ٣
    3. (karena) berusaha keras (menghindari azab neraka) lagi kepayahan (karena dibelenggu).
    تَصْلٰى نَارًا حَامِيَةً ۙ ٤
    4. Mereka memasuki api (neraka) yang sangat panas.
    تُسْقٰى مِنْ عَيْنٍ اٰنِيَةٍ ۗ ٥
    5. (Mereka) diberi minum dari sumber mata air yang sangat panas.
    لَيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ اِلَّا مِنْ ضَرِيْعٍۙ ٦
    6. Tidak ada makanan bagi mereka selain dari pohon yang berduri,
    لَّا يُسْمِنُ وَلَا يُغْنِيْ مِنْ جُوْعٍۗ ٧
    7. yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.
    وُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ نَّاعِمَةٌ ۙ ٨
    8. Pada hari itu banyak (pula) wajah yang berseri-seri,
    لِّسَعْيِهَا رَاضِيَةٌ ۙ ٩
    9. merasa puas karena usahanya.
    فِيْ جَنَّةٍ عَالِيَةٍۙ ١٠
    10. (Mereka) dalam surga yang tinggi.
    لَّا تَسْمَعُ فِيْهَا لَاغِيَةً ۗ ١١
    11. Di sana kamu tidak mendengar (perkataan) yang tidak berguna.
    فِيْهَا عَيْنٌ جَارِيَةٌ ۘ ١٢
    12. Di sana ada mata air yang mengalir.
    فِيْهَا سُرُرٌ مَّرْفُوْعَةٌ ۙ ١٣
    13. Di sana ada (pula) dipan-dipan yang ditinggikan,
    وَّاَكْوَابٌ مَّوْضُوْعَةٌ ۙ ١٤
    14. gelas-gelas yang tersedia (di dekatnya),
    وَّنَمَارِقُ مَصْفُوْفَةٌ ۙ ١٥
    15. bantal-bantal sandaran yang tersusun,
    وَّزَرَابِيُّ مَبْثُوْثَةٌ ۗ ١٦
    16. dan permadani-permadani yang terhampar.
    اَفَلَا يَنْظُرُوْنَ اِلَى الْاِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْۗ ١٧
    17. Tidakkah mereka memperhatikan unta, bagaimana ia diciptakan?
    وَاِلَى السَّمَاۤءِ كَيْفَ رُفِعَتْۗ ١٨
    18. Bagaimana langit ditinggikan?
    وَاِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْۗ ١٩
    19. Bagaimana gunung-gunung ditegakkan?
    وَاِلَى الْاَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْۗ ٢٠
    20. Bagaimana pula bumi dihamparkan?
    فَذَكِّرْۗ اِنَّمَآ اَنْتَ مُذَكِّرٌۙ ٢١
    21. Maka, berilah peringatan karena sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) hanyalah pemberi peringatan.
    لَّسْتَ عَلَيْهِمْ بِمُصَيْطِرٍۙ ٢٢
    22. Engkau bukanlah orang yang berkuasa atas mereka.
    اِلَّا مَنْ تَوَلّٰى وَكَفَرَۙ ٢٣
    23. Akan tetapi, orang yang berpaling dan kufur,
    فَيُعَذِّبُهُ اللّٰهُ الْعَذَابَ الْاَكْبَرَۗ ٢٤
    24. Allah akan mengazabnya dengan azab yang paling besar.
    اِنَّ اِلَيْنَآ اِيَابَهُمْ ٢٥
    25. Sesungguhnya kepada Kamilah mereka kembali.
    ثُمَّ اِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ ࣖ ٢٦
    26. Kemudian, sesungguhnya Kamilah yang berhak melakukan hisab (perhitungan) atas mereka.
    Terjemah Kemenag 2019


Ulangi Nomor 10 Sampai 14



Tasyahud Akhir

Tasyahud Akhir adalah bacaan atau doa yang dilakukan pada tahap akhir dalam shalat sebelum salam.

Tasyahud Akhir terdiri dari beberapa bacaan atau kalimat yang mengandung

pengakuan tauhid, pujian kepada Allah, shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, dan doa permohonan ampunan dan keselamatan.

Berikut adalah bacaan Tasyahud Akhir dalam shalat:
آلتَّحِيَّاتُ اْلمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُالطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًارَسُوْلُ اللَّهِ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَ سَيِّدِ نَامُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِ نَامُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيِدِ نَآ إبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَّيِدِ نَآ إِبْرَاهِيْمَ وَ بَارَكْ عَلَى سيِّدِ نَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيِّدِ نَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيِّدِ نَا إبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِ نَاإِبْرَاهِيْمَ فى اْلعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
Bacaan Latin: At-tahiyyatuul-mubaarakaatush-shalawaatuth-thayyibaatu lillaah. As-salaamu ‘alaika ayyuhan-nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuh, as-salaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahish-shaalihiin. Asyhadu an laa ilaaha illallaah, wa ayhadu anna Muhammadar Rasulullaah. Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammad. Wa ‘alaa aali sayyidinaa Muhammad, Kamaa shallaita ‘alaa sayyidinaa Ibrahiim wa ‘alaa aali sayyidinaa Ibrahiim wa baarik ‘alaa sayyidinaa Muhammad wa ‘alaa aali sayyidinaa Muhammad. Kamaa baarakta ‘alaa sayyidinaa Ibrahiim wa ‘alaa aali sayyidinaa Ibrahiim fil-‘aalamiina innaka hamiidum majiid.
Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan bagi Allah. Salam, rahmat dan berkah-Nya kupanjatkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad). Salam (keselamatan) semoga tetap untuk kami seluruh hamba yang shaleh-shaleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah! Limpahilah rahmat kepada Nabi Muhammad. Ya Allah! Limpahilah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad. Sebagaimana pernah Engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahilah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya. Sebagaimana Engkau memberi berkah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya.


Membaca Salam

Membaca salam dalam shalat adalah tanda bahwa shalat telah selesai.

Salam dilakukan dengan mengucapkan kalimat "Assalamu'alaikum warahmatullah" sebanyak dua kali.

Salam pertama dilakukan dengan memalingkan kepala ke arah bahu kanan

dan salam kedua dilakukan dengan memalingkan kepala ke arah bahu kiri.

Berikut adalah bacaan salam dalam shalat teks arab:

  1. Menengok Ke Kanan
  2. اَلسَّلَا مُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُ اللهِ
    Bacaan Latin: As-salaamu ‘alaikum wa rahmatullaah
    Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu sekalian.


  3. Menengok Ke Kiri
  4. اَلسَّلَا مُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُ اللهِ
    Bacaan Latin: As-salaamu ‘alaikum wa rahmatullaah
    Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu sekalian.

Bacaan dan Seruan Bilal Sebelum Khutbah Idul Fitri

Setelah selesai mengerjakan salat Idul Fitri, bilal segera berdiri serta memberikan aba-aba dimulainya khotbah Idul Fitri,

kemudian bilal membaca:
معاشر المسلمين وزمرة المؤمنين رحمكم الله، إعلموا أن يؤمكم هذا يوم عيد الفطر ويوم الشرور ويوم المغفور أحل الله لكم فيه الطعام وحرم عليكم فيه الصيام إذا صعد الخطيب على المنبر أنصتوا أثابكم الله واسمعوا أجاركم الله وأطيعوا رحمكم الله
Bacaan Latin: Ma'âsyiral muslimin wa zumratal mu'minîn rahimakumullâhu, i'lamû anna yaumakum hâdzâ yaumu 'idil fithri wa yaumus sururi wa yaumul maghfûri ahallallâhu lakum fihith tha'âma wa harrama 'alaikum fihish shiyâmu idzâ sha'idal khathibu 'alâl mimbari anshitû atsâbakumullâhu wasma'û ajárakumullâhu wa athi'i rahimakumullahu.
“Kaum muslimin dan muslimat! Semoga kalian semua dirahmati Allah! Ketahuilah, bahwa hari ini adalah hari idul fitri, hari kebahagiaan, hari pengampunan, dan hari dihalalkan untuk makan dan diharamkan berpuasa"


Melaksanakan Khutbah Idul Fitri

Apabila khatib naik ke atas mimbar nanti, hendaklah kita tidak mengobrol dan mendengarkan dengan baik serta patuh.

Semoga Allah memberikan pahala, balasan, dan rahmat kepada kita semua.

Setelah itu, bilal membaca selawat dengan kalimat sebagai berikut:
اللهم صل على سيدنا محمد اللهم صل على سيدنا محمد اللهم صل وسلم على سيدنا ومولانا محمد وعلى آل سيدنا محمد
Bacaan Latin: Allâhumma shalli 'ala sayyidinâ Muhammad, Allâhumma shalli 'ala sayyidinâ Muhammad, Allâhumma shalli wa sallim 'ala sayyidina wa maulânâ Muhammad wa 'ala ali sayyidina Muhammad.
“Ya Allah, berilah rahmat kepada kepada junjungan kami Nabi Muhammad, Ya Allah berilah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, Ya Allah berilah rahmat dan keselamatan kepada junjungan dan tuan kami Nabi Muhammad serta keluarga junjungan kami, Nabi Muhammad.”
Setelah selesai pembacaan sholawat, kemudian bilal membaca doa berikut:
اللهم قو الإسلام من المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات وانصرهم على معاند الدين رب الختم لنا منك بالخير ويا خير الناصرين. برحمتك يا أرحم الراحمين
Bacaan Latin: Allâhumma qawwil islâm, minal muslimîna wal muslimât wal mu'minîna wal mu'minnât al-ahyâ'i minhum wal amwâti wanshurhum 'alâ ma'ânidid dîni rabbikhtim lanâ minka bil-khairi wa yâ khairan nåshirîn, birahmatika yâ arhamar râhimîn.
“Ya Allah, kuatkanlah keislaman dan keimanan kaum muslimin (pria) dan muslimat (wanita), kaum mukmin (pria) dan mukminat (wanita), yang masih hidup dari mereka semua dan juga yang sudah meninggal, dan bantulah mereka untuk mengokohkan agama. Tuhanku, akhirilah (hidup) kami dari-Mu dengan keibakan, wahai Tuhan sebaik-baik penolong, dengan rahmat-Mu wahai Tuhan yang Maha Penyayang dari semua penyayang."


Setelah itu bilal mengumandangkan takbir, setelah khatib menguluk salam dan duduk:
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إلٰهَ إلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
Bacaan Latin: Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar, Laaila ha illallohu wallohu akbar Allahu akbar walillahilhamdu
“Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar. Tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah dan Allah Mahabesar. Allah Mahabesar dan segala puji hanya bagi Allah.”


Contoh Khutbah Idul Fitri Terbaik Sepanjang Masa

Naskah khutbah Idul Fitri ini menghimbau jamaah untuk melakukan introspeksi diri (muhasabah)

apakah selama bulan puasa ramadhan kita telah benar-benar dididik dan mencapai prestasi yang layak.

Sudahkah madrasah berhasil membentuk kita menjadi pribadi yang taqwa?

Tema: Layakkah Kita Merayakan Hari Kemenangan?

اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) وَ لِلّٰهِ اْلحَمْدُ اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا، وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ، وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَرَحْمَتُهُ الْمُهْدَاةُ، صَلَّى اللَّهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الأَمِيْنِ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الطَّيِّبِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَأُوصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ، القَائِلِ فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Wasiat tentang takwa akan selalu menjadi pengantar setiap khutbah. Karena di akhirat nanti, hanya takwa dan amal saleh yang bermanfaat bagi kita.

Oleh karena itu, pada awal khutbah yang singkat ini, kami menasihati kita semua untuk terus berupaya meningkatkan ketakwaan kepada Allah Ta'ala

dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhi semua larangan.

Hadirin Jamaah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah,

Selama sebulan penuh, kita telah menjalani pendidikan dan pelatihan di Madrasah Ramadhan.

Di sana, kita tidak hanya diajarkan untuk memperbaiki hubungan dengan Allah Ta'ala, tetapi juga dilatih untuk memperbaiki hubungan dengan sesama manusia.

Hari ini, di hari raya ini, seharusnya kita merayakan kemenangan sebagai orang-orang yang telah berhasil

melewati berbagai rintangan selama menjalani pendidikan di Madrasah Ramadhan.

Kita harus merayakan keberhasilan kita dalam menundukkan hawa nafsu, mengalahkan tipu daya setan, dan melewati Ramadhan dengan berbagai ibadah dan kebaikan.

Di hari raya ini, selain merayakan kemenangan dan kelulusan dari Madrasah Ramadhan sebagai orang yang bertakwa,

kita juga seharusnya memperbaharui tekad untuk terus mempertahankan ketakwaan dan mengembangkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kita harus selalu ingat bahwa Ramadhan bukanlah tujuan akhir, namun hanya awal dari perjalanan panjang menuju keberhasilan akhir di akhirat.

Oleh karena itu, mari terus berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan ketakwaan kita setiap harinya,

dan memperbaiki hubungan dengan Allah ta’ala dan sesama manusia. Dengan begitu,

kita dapat benar-benar merayakan kemenangan dan kelulusan dari Madrasah Ramadhan pada hari yang fitri ini.

Kita perlu mengingatkan diri sendiri bahwa Ramadhan hanya sebatas bulan yang lewat begitu saja jika tidak kita manfaatkan dengan baik.

Oleh karena itu, kita harus memperbaiki diri kita, meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah ta’ala,

serta melanjutkan perjuangan kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya.

Dengan begitu, kita bisa benar-benar merayakan kemenangan di hari raya ini sebagai orang-orang yang bertakwa

dan berhasil menyelesaikan pendidikan di Madrasah Ramadhan dengan sukses.

Hadirin Jamaah Shalat Idul Fitri Yang Berbahagia,

Ramadhan merupakan sebuah madrasah yang membentuk diri kita menjadi pribadi yang lebih baik,

yakni pribadi yang taat dalam memenuhi hak Allah dan hak sesama manusia, serta menjalankan kewajiban terhadap keduanya.

Dalam Madrasah Ramadhan, kita diajarkan berbagai pelajaran untuk memperbaiki diri. Antara lain:

  1. Taqwa
  2. Pertama adalah taqwa, tujuan utama dari berpuasa adalah untuk mencapai takwa.

    Puasa Ramadhan diwajibkan agar menjadi sarana bagi kita untuk meraih ketakwaan.

    Dalam berpuasa, kita mendekatkan diri kepada Allah dengan meninggalkan keinginan makan, minum, dan keinginan lainnya.

    Hal ini kita lakukan karena cinta kita kepada Allah lebih besar daripada cinta kita kepada diri sendiri.

    Di bulan Ramadhan, kita dilatih untuk mempuasakan seluruh anggota badan sesuai dengan kemampuan kita.

    Mata berpuasa sehingga tidak melihat hal yang diharamkan. Lisan berpuasa sehingga tidak mengucapkan kata-kata yang diharamkan.

    Begitu juga dengan hidung, telinga, tangan, kaki, dan seluruh tubuh kita ikut berpuasa

    sehingga tidak melakukan perbuatan yang diharamkan. Bahkan jika memungkinkan, hati juga berpuasa.

    Puasanya hati adalah mencegahnya secara total dari pikiran-pikiran duniawi dan hal-hal selain Allah Ta'ala.

  3. Ikhlas
  4. Kedua, ikhlas. Yakni melakukan ketaatan semata-mata karena Allah. Puasa mengajarkan kepada kita keikhlasan

    dan menghindarkan diri dari niat ingin memperoleh pujian dari sesama.

    Puasa seorang mukmin adalah rahasia antara dirinya dan Allah. Tiada yang mengetahui puasanya kecuali Allah dan dirinya sendiri.

    Jika mau, sangat mudah bagi kita untuk melakukan hal-hal yang membatalkan puasa

    tanpa diketahui oleh orang lain lalu kita tampakkan seolah-olah diri kita masih berpuasa.

    Kenapa hal itu tidak kita lakukan? Karena niat kita lillaahi ta’aalaa,

    bukan karena yang lain dan tidak bertujuan memperoleh sanjungan dari sesama makhluk.

  5. Sabar
  6. Ketiga, sabar. Di Madrasah Ramadhan, kita dilatih dan dididik untuk bersabar.

    Dengan berpuasa, kita belajar sabar dengan tiga jenisnya sekaligus: sabar dalam melakukan ketaatan,

    sabar dalam menjauhi kemaksiatan, dan sabar dalam menghadapi musibah.

    Selama Ramadhan, kita bersabar dalam melakukan shalat-shalat fardhu maupun sunnah,

    sabar dalam membaca Al-Qur’an, sabar dalam beri’tikaf di masjid, dan sabar dalam menjalankan berbagai amal kebaikan yang lainnya.

    Kita juga sabar dalam meninggalkan syahwat makan, minum, berhubungan badan dengan istri, dan syahwat-syahwat lainnya

    mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

    Kita juga dilatih bersabar dalam menghadapi rasa lapar dan rasa haus serta merasakan apa yang dirasakan oleh mereka yang tidak seberuntung kita.

  7. Mujahadah
  8. Dalam konteks keagamaan Islam, mujahadah dapat diartikan sebagai usaha keras dan berkelanjutan dalam melawan hawa nafsu dan godaan setan.

    Dalam bulan Ramadhan, kita diajarkan untuk memperkuat kemauan kita dalam melawan nafsu

    yang mengajak kita melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama, seperti makan dan minum di siang hari.

    Kita juga dilatih untuk meningkatkan kualitas ibadah kita dan memperbanyak amal kebaikan

    sebagai bentuk mujahadah kita dalam mencapai keridhaan Allah.

    Dengan melakukan mujahadah, kita akan semakin dekat dengan Allah dan dapat menghindari perilaku yang buruk

    serta meraih kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat.

  9. Menjaga Lisan
  10. Kelima, menjaga lisan. Puasa mengajarkan kita untuk menjaga lisan agar tidak mengucapkan kata-kata yang tidak diridai Allah.

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
    مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ والعَمَلَ بهِ فَلَيْسَ للهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طعَامَه وشَرَابَه(رواه البخاريّ)
    “Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dosa dan perbuatan dosa, maka Allah tidak akan menerima puasanya” (HR al Bukhari)


  11. Mengendalikan Hawa Nafsu
  12. Keenam, mengendalikan nafsu amarah dan tidak membalas keburukan dengan keburukan.

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
    إِنَّمَا الصَّوْمُ جُنَّةٌ فَإِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ صَائِمًا فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ، وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ إِنِّي صَائِمٌ (رواه الشيخان)
    “Sesungguhnya puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa maka janganlah bersikap keji dan jangan bertindak bodoh, jika ada orang yang mengganggunya atau mencacinya maka hendaklah ia berkata: aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa” (HR al-Bukhari dan Muslim)


  13. Menumbuhkan Sikap Peduli Terhadap Lingkungan
  14. Ketujuh, memelihara persatuan, kebersamaan, saling tolong-menolong, dan empati terhadap orang yang membutuhkan.

    Puasa Ramadhan mengajarkan umat Islam untuk bersatu dan saling membantu, dengan dasar persatuan akidah.

    Melakukan shalat tarawih berjamaah, tadarus al-Quran bersama-sama, berbuka puasa secara serentak,

    berbagi takjil di jalan, i'tikaf bersama di masjid, merayakan Hari Raya bersama-sama,

    semuanya adalah sarana untuk mempersatukan hati yang mungkin sebelumnya saling benci,

    mempererat tali persaudaraan yang sebelumnya mungkin saling bermusuhan,

    dan menjadi penghubung antarwarga yang mungkin sebelumnya saling menjauhi.

    Selain itu, zakat yang dikeluarkan pada akhir Ramadhan

    merupakan wujud dari semangat saling membantu dalam kebaikan, membantu sesama Muslim yang membutuhkan.

  15. Mempererat Hubungan Silaturahim
  16. Kedelapan, mempererat dan menguatkan hubungan silaturahim. Sebelum berakhirnya bulan suci Ramadhan,

    kita memiliki tradisi yang baik yaitu weweh, cinjo, atau tinjo.

    Tradisi ini sebenarnya berasal dari ajaran Islam yang menganjurkan kita untuk memperbanyak sedekah

    dan menjalin hubungan baik dengan kerabat pada momen menjelang dan pada hari raya.

    Tradisi tersebut dilakukan dengan mengirimkan makanan, minuman, sembako, atau kue hari raya kepada keluarga dan sanak saudara.

    Sebagaimana sabda nabi:
    الصَّدَقَةُ عَلَى الْمِسْكِيْنِ صَدَقَةٌ، وَعَلَى ذِي الرَّحِمِ ثِنْتَانِ: صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ (رواه الترمذي والنسائي)
    “Sedekah kepada orang miskin adalah terhitung sedekah sedangkan sedekah kepada kerabat terhitung dua: sedekah dan silaturahim” (HR at Tirmidzi dan an Nasa’i)


  17. Mengingatkan Pada Kematian dan Hari Akhir
  18. Kesembilan, mengingat kematian dan kehidupan akhirat. Terdapat pula tradisi yang sangat baik

    yang umumnya dilakukan di akhir bulan Ramadhan, yaitu nyekar atau ziarah ke makam keluarga yang telah meninggal.

    Hal ini menjadi pengingat bagi kita bahwa kematian adalah suatu kepastian

    dan bahwa kita harus senantiasa mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat yang abadi.
    زُوْرُوْا القُبُوْرَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمْ بِالْآخِرَةِ (رواه البيهقي)
    “Lakukanlah ziarah kubur karena sesungguhnya ziarah kubur itu mengingatkan kalian akan kehidupan akhirat” (HR al Baihaqi)


Hadirin Yang Mudah-mudahan Ditinggikan Derajatnya Oleh Allah,

Demikianlah sembilan pelajaran dari Madrasah Ramadhan.

Jika kita telah berhasil mengaplikasikan semuanya dengan baik selama bulan Ramadhan,

maka mari kita pertahankan setelah bulan suci tersebut berakhir.

Apabila kita dapat mengikuti sembilan pelajaran tersebut baik di dalam maupun di luar bulan Ramadhan,

maka kita termasuk orang yang mulia di hadapan Allah Ta'ala.

Bagaimana indah dan bahagianya apabila kita telah menjadi pribadi yang taqwa, ikhlas dalam menjalankan ketaatan,

sabar, mampu menundukkan hawa nafsu dan menolak godaan setan, menjaga lisan, mengendalikan amarah,

serta tidak membalas keburukan dengan keburukan, menjaga persatuan, kebersamaan dan saling tolong menolong dengan sesama muslim,

serta senantiasa menyambung silaturahim, memperbanyak sedekah,

dan mengingat kematian dan kehidupan akhirat. Apa lagi yang bisa kita harapkan?

Dengan menerapkan kesembilan pelajaran tersebut secara istiqamah, kita dapat menjadi hamba yang diridhai oleh Allah,

dan pada akhirnya, kita akan meraih kebahagiaan yang hakiki, abadi, dan sejati di akhirat.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Dengan penuh keberkahan, pada pagi ini kita telah selesai melaksanakan shalat Idul Fitri.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemampuan dan kekuatan kepada kita untuk dapat mengamalkan

berbagai pelajaran yang telah kita pelajari selama Madrasah Ramadhan, dalam kehidupan kita sehari-hari.

Semoga kita senantiasa mampu mempertahankan keikhlasan dalam menjalankan ketaatan,

bersabar dalam menghadapi cobaan hidup, dan mampu mengendalikan hawa nafsu serta mengalahkan godaan setan.

Mari kita memperkuat persatuan dan kebersamaan di antara kita,

serta senantiasa menjaga tali silaturahim dengan kerabat dan saudara-saudara kita.

Marilah kita juga selalu memperbanyak sedekah dalam berbagai bentuk,

dan mengingatkan diri kita sendiri tentang kematian dan kehidupan akhirat.

Dengan demikian, kita dapat menjadi hamba yang diridhai Allah SWT,

dan mendapatkan kebahagiaan yang sejati dan abadi di akhirat kelak.

Semoga Allah SWT memberikan kita umur yang panjang,

dan kita dapat dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan pada tahun yang akan datang. Amin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.


Bacaan Teks Khutbah yang Kedua

اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ وَ لِلّٰهِ اْلحَمْدُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ الأَمِيْنِ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ المَيَامِيْنَ، وَالتَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ أَمَّا بَعْدُ، فَأُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَاتَّقُوا اللَّهَ تَعَالَى فِي هَذَا الْيَوْمِ الْعَظِيمِ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى تَمَامِ الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ، وَأَتْبِعُوا رَمَضَانَ بِصِيَامِ سِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ، لِيَكُونَ لَكُمْ كَصِيَامِ الدَّهْرِ وَصَلِّ اللَّهُمَّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا أَمَرْتَنَا، فَقُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ، أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ الصَّالحينَ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ، اللَّهُمَّ اجْعَلْ عِيدَنَا هَذَا سَعَادَةً وَتَلاَحُمًا، وَمَسَرَّةً وَتَرَاحُمًا، وَزِدْنَا فِيهِ طُمَأْنِينَةً وَأُلْفَةً، وَهَنَاءً وَمَحَبَّةً، وَأَعِدْهُ عَلَيْنَا بِالْخَيْرِ وَالرَّحَمَاتِ، وَالْيُمْنِ وَالْبَرَكَاتِ، اللَّهُمَّ اجْعَلِ الْمَوَدَّةَ شِيْمَتَنَا، وَبَذْلَ الْخَيْرِ لِلنَّاسِ دَأْبَنَا، اللَّهُمَّ أَدِمِ السَّعَادَةَ عَلَى وَطَنِنَا، وَانْشُرِ الْبَهْجَةَ فِي بُيُوتِنَا، وَاحْفَظْنَا فِي أَهْلِينَا وَأَرْحَامِنَا، وَأَكْرِمْنَا بِكَرَمِكَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ الْأَبْرَارِ، يَا عَزِيزُ يَا غَفَّارُ. عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ، وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، عِيْدٌ سَعِيْدٌ وَكُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ